Kerja Keras Regional Kalimantan Untuk Landaikan Penurunan Produksi Migas Secara Alami
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com —- Keberadaan sumur-sumur migas di wilayah kerja PHM, PKHT termasuk PHSS yang berusia diatas 50 tahun dipastikan terjadi penurunan produksi secara alami. Akibatnya produksi mengalami penurunan 50 hingga 60 persen. Seperti wilayah kerja yang dikelola Pertamina Hulu Indonesia (PHI) di regional Kalimantan produksi minyak 2021 ini mencapai 64 ribu barel perhari sedangkan gas 602 juta standar kaki kubik perhari.
Manager Communication , Relations &CID PHI, Dony Indrawan mengatakan jika dibandingkan pada regional sumatera, papua , jawa, wilayah kerja Kalimantan masih memiliki sumbangsih yakni untuk Pertamina memiliki kontribusi sebesar 45 persen secara nasional.
“Itu sesuatu yang sangat berharga dan layak bangsa Indonesia gembira dan patut bangga dengan kondisi tersebut,” ujarnya dalam webinar Bincang Asyik soal Migas Ala PHI( Baso IGA) bareng PHI bersama AMSI Kaltim, Selasa sore (13/7/2021).
Capaian tersebut bukan hal yang mudah mengingat seluruh wilayah kerja Pertamina di Kalimantan termasuk dalam sumur-sumur tua yang secara alami mengalami penurunan yang signifikan. Seperti Total Indonesia yang dialihkan ke PHM pada 1 Januari 2018 yang sudah beroperasi sekitar 50 tahun. Begitupula dengan Vico dialihkan ke PHSS pada Agustus 2018 serta perjalanan Unocol-Chevron dikelola PHKT pada Oktober 2018.
“Kalau bicara kematanngan migas berarti ada karakteristik yang khas, reservoirnya berubah, kalau kita bor diawal, masih perawan, muda keluar kenceng sehingga dibor sekali saja tekanan keatas cepat tidak perlu pakai apa-apa,” jelasnya.
Seiring waktu dengan pemanfaatan, reservoarnya lebih rendah tekanan sehingga dibeberapa tempat butuh bantuan alat agar tekanan bisa lebih tinggi. Dengan kondisi ini, operasi yang berjalan 50 tahun, terjadi natural declaning rate. Rrata-rata penurunan sudah 50 persen untuk minyak sedangkan gas penurunan lebih tinggi lagi capai 60 persen.
“Untuk produksi pada waktu alih Kelola Kita asumsikan kalau gas 800 ribu maka penurunan natural kalau kita tidak melakukan apapun kalau dikurangi 60 persen kira-kira tinggal berapa ? sekitar 320 ribu. Kalau kita tidak lakukan apapun artinya sumur segitu saja, pompa itu saja dan dikerjakan segitu maka ditahun berikutnya tinggal 320 ribu. Makanya kita lihat angka setelah tiga tahun itu masih 600 ribu. Artinya alhamdulillah, Pertamina, PHI Grup berhasil melakukan dengan berbagai upaya melakukan pelandaian penurunan tidak curam dari produksi natural alih-alih 50 persen -60 persen jadi belasan persen dan ini luar biasa,” jelasnya.
Usaha keras ini dilakukan PHI diantaranya pengeboran tentu dengan investasi di wilayah terdapat migas, ditambah pompanya sehingga bisa menarik lebih banyak migas keluar. Lalu memastikan sumur yag sudah ada kinerja tetap bagus dengan intervensi sumur (well service). “Kita lakukan berbagai inovasi untuk memastikan itu bisa dilakukan. Lalu kita juga bersamaan tidak berhenti mencari lapangan baru dengan eksplorasi,” tambahnya.
Donny menambahkan operasi migas di Kaltim baik di offshore, onshore termasuk di rawa melakukan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat sekitar. Fasilitas migas berada diantara lingkungan masyaraakat sekitar.
“Kalau kita ingin memastikan produksi migas tercapai, regional tercapai tentu operaisonal kita harus lancar. Sering kali keliru disana minyak keluar aja. Nah untuk memastikan dapatkan itu kita pebanyak bor. Nah Untuk bor kita keliling sesuai lokasi ternyat ada penduduk, ada lahan. Nah disini kami minta AMSI, media beri advoaksi dan edukasi msyarakat tentang pentingnya dukungan masyarakat untuk kelancaran operasional kita,” tukasnya.
BACA JUGA