Keterbatasan Nakes Bikin Daerah Terlambat Input Data Kematian

Covid-19 / Ilustrasi
COVID-19

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati mengungkapkan, keterbasan tenaga kesehatan (nakes) menyebabkan keterlambatan mengimput data kematian ke National All Record (NAR)

Akibat keterlambatan tersebut, sehingga terlihat adanya kelonjakkan kasus kematian karena covid-19 di sejumlah daerah. Padahal, kasus kematian karena akumulasi dari beberapa bulan sebelumnya.

“Tingginya kasus di beberapa minggu sebelumnya membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbarui data ke sistem NAR Kemenkes.” Ujarnya, Rabu (11/08/2021)

 “Lonjakan-lonjakan anomali angka kematian seperti ini akan tetap kita lihat setidaknya selama dua minggu ke depan ,” tambahnya.

Tenaga Ahli Kemenkes Panji Fortuna Hadisoemarto menuturkan, berdasarkan analisis dari data National All Record didapati bahwa pelaporan kasus kematian yang dilakukan daerah tidak bersifat realtime dan merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.

Berdasarkan laporan kasus Covid-19 di tanggal 10 Agustus 2021, misalnya, dari 2.048 kematian yang dilaporkan, sebagian besar bukanlah angka kematian pada tanggal tersebut atau pada seminggu sebelumnya.

Bahkan 10,7% diantaranya berasal dari kasus pasien positif yang sudah tercatat di NAR lebih dari 21 hari namun baru terkonfirmasi dan dilaporkan bahwa pasien telah meninggal.

“Kota Bekasi, contohnya, laporan kemarin (10/8) dari 397 angka kematian yang dilaporkan, 94% diantaranya bukan merupakan angka kematian pada hari tersebut, melainkan rapelan angka kematian dari bulan Juli sebanyak 57% dan bulan Juni dan sebelumnya sebanyak 37%. Lalu 6% sisanya merupakan rekapitulasi kematian di minggu pertama bulan Agustus,” ujarnya

Contoh lain adalah Kalimantan Tengah dimana 61% dari 70 angka kematian yang dilaporkan kemarin adalah kasus aktif yang sudah lebih dari 21 hari namun baru diperbaharui statusnya.

Selain itu lanjutnya, saat ini ada lebih dari 50 ribu kasus aktif covid-19 yang laporannya sudah lebih dari 21 hari tercatat namun belum dilakukan pembaharuan oleh daerah.

“Kita saat ini sedang mengkonfirmasi status lebih dari 50 ribu kasus aktif. Jadi beberapa hari kedepan akan ada lonjakan di angka kematian dan kesembuhan yang bersifat anomali dalam pelaporan perkembangan kasus Covid-19. Tapi ini justru akan menjadikan pelaporan kita lebih akurat lagi,” tutur dr. Panji.

Kemenkes sangat mengapresiasi pemerintah daerah yang telah melakukan pembaharuan data sesegera mungkin.

“Tentunya ini tidak mengurangi semangat kita untuk terus berpacu menyampaikan data yang transparan dan realtime kepada publik,” tutur  Widyawati.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.