Keterlambatan Informasi dan Minim Peralatan Jadi Hambatan Utama Operasi SAR di Kaltim
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com– Kepala Basarnas Kalimantan Timur, Dody Setiawan, mengungkapkan sejumlah tantangan besar yang dihadapi dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) sepanjang tahun 2024.
Dengan geografis Kaltim yang didominasi wilayah sungai dan perairan, kondisi kedaruratan kerap kali membahayakan keselamatan manusia.
“Mayoritas insiden di Kaltim terjadi di perairan, terutama di sungai. Ini menjadi tantangan besar bagi kami, mengingat keterbatasan personel dan kondisi geografis yang berat,” ujar Dody
Basarnas Kaltim, lanjut Dody, mengandalkan sinergi kuat dengan potensi SAR daerah untuk menjawab tantangan tersebut. Koordinasi dengan mitra menjadi kunci, terutama dalam menjangkau wilayah yang sulit diakses.
“Kami memberdayakan potensi SAR lokal. Bila lokasi kejadian terlalu jauh atau sulit dijangkau, mitra kami akan turun lebih dulu melakukan operasi SAR,” jelasnya.
Keterlambatan Informasi
Dody juga menekankan bahwa keterlambatan informasi awal menjadi kendala serius dalam setiap operasi. Kecepatan mendapatkan laporan menentukan efektivitas pencarian dan keselamatan korban, terutama dalam kejadian di perairan.
“Golden time di air maksimal enam jam. Jika korban tidak bisa berenang dan terseret arus, peluang bertahan hidup sangat kecil. Sayangnya, kami sering kali menerima laporan terlambat,” paparnya.
BACA JUGA :
Ia mengungkapkan karakteristik Sungai Mahakam sebagai tantangan tersendiri. Meskipun tampak tenang di permukaan, sungai ini memiliki arus bawah yang sangat kuat dan mematikan.
Tingkat Keselamatan Korban Masih Rendah
Sepanjang 2024, tingkat keselamatan korban di Kaltim dinilai masih rendah. Meski jumlah kasus tidak melonjak drastis, sebagian besar korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
“Khusus di Samarinda, kejadian yang paling sering adalah kecelakaan kapal tongkang dan insiden anak buah kapal (ABK) yang terjatuh ke sungai. Jika ABK tidak bisa berenang, peluang selamatnya sangat tipis,” kata Dody.
Tantangan Peralatan dan Prioritas Basarnas
Selain personel dan informasi, keterbatasan peralatan juga menjadi tantangan Basarnas Kaltim dalam operasi lapangan.
“Dukungan teknis dan logistik di lapangan masih minim. Ini yang terus kami upayakan untuk diperbaiki,” tegasnya.
Ke depan, Basarnas Kaltim memprioritaskan tiga hal untuk meningkatkan efektivitas operasi SAR, Peningkatan kapasitas personel melalui pelatihan intensif.
Penambahan peralatan SAR yang memadai dan Percepatan penerimaan informasi darurat dari masyarakat.
“Sinergi, kecepatan, dan kesiapan adalah kunci agar operasi SAR bisa lebih maksimal menyelamatkan nyawa di Kalimantan Timur,” pungkas Dody.
BACA JUGA

