Kilang Pertamina Meledak, Warga Blokade Jalan Minyak
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com, – Ratusan warga menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Minyak, Balikpapan, Rabu (4/12), menuntut pertanggungjawaban PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit V (RU V) atas kebakaran dan ledakan yang terjadi di Colum C-507, area Kilang Balikpapan 2. Insiden ini menyebabkan enam pekerja terluka, dua di antaranya harus dirujuk ke RSPP Jakarta untuk perawatan intensif.
Sejumlah warga yang terdampak akibat ledakan juga terpaksa dievakuasi. Dalam aksi protes tersebut, sempat terjadi bentrokan antara massa dengan petugas keamanan.
Kebakaran di kilang ini sebenarnya bagian dari simulasi Major Emergency Drill (MED) Level 3 yang digelar PT KPI RU V Balikpapan. Simulasi bertujuan menguji kesiapan tim dalam menghadapi situasi darurat skala besar dan memastikan prosedur penanganan berjalan efektif.
Pjs. General Manager PT KPI RU V Balikpapan, Novie Handoyo Anto, menjelaskan bahwa simulasi menggambarkan kebocoran di Colum C-507—area layanan LPG yang berisiko tinggi—yang diikuti ledakan dan kebakaran.
“Syukurnya, semua bisa ditangani dengan cepat. Tidak ada korban jiwa, tapi ada enam pekerja terluka. Empat di antaranya dirawat di Balikpapan, sementara dua lainnya harus dirujuk ke Jakarta,” ungkap Novie.
Ia menambahkan bahwa meskipun Kilang Balikpapan 2 terdampak, Kilang Balikpapan 1 tetap beroperasi dengan kapasitas 60 ribu barel per hari.
“Kami juga berkoordinasi dengan kilang lain di Indonesia untuk memastikan pasokan bahan bakar tetap aman,” jelasnya.
Pertamina Prioritaskan Penanganan dan Respons Warga
Selain fokus memadamkan api, Pertamina turut memberikan perhatian pada masyarakat terdampak. Warga yang menggelar aksi protes di kawasan Jalan Minyak menyuarakan aspirasi mereka atas keterlambatan komunikasi Pertamina.
“Kami meminta maaf atas keterlambatan komunikasi. Saat ini tim kami memprioritaskan penanganan insiden. Namun, masyarakat terdampak telah menerima bantuan dan perawatan yang diperlukan,” kata Novie.
Investigasi sedang berlangsung untuk mengetahui penyebab kebocoran dan ledakan ini, agar insiden serupa tidak terulang. Novie juga mengapresiasi dukungan berbagai pihak, termasuk masyarakat siaga bencana, TNI, Polri, dan pemerintah daerah, dalam menangani keadaan darurat.
“Simulasi MED ini menunjukkan pentingnya kesiapan menghadapi situasi darurat demi melindungi keselamatan pekerja, masyarakat, dan keberlanjutan operasi perusahaan,” tutupnya.***
BACA JUGA