Kisah Pekerja Tambang yang Terkena PHK, Kini Menjadi Badut Demi untuk Menyambung Hidup

topeng badut
Topeng Badut Balikpapan makin marak

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pandemi covid-19 berdampak pada semua sektor. Banyak perusahaan yang terpaksa harus gulung tikar. Karyawan yang harus terkena PHK.

Salah satunya Irwansyah (bukan nama sebenarnya) yang juga terdampak pandemi covid-19. Pria berusia 38 tahun itu kehilangan pekerjaan akibat pandemi yang berkepanjangan.

Irwansyah awalnya karyawan pada perusahaan tambang batubara di Kota Samarinda. Namun kemudian terkena pengurangan. “Karena Covid-19, saya kena pengurangan,” ujarnya.

Karena tak kunjung mendapat kerja, tabungannya pun harus terkuras habis untuk biaya hidup sehari-hari. Irwansyah punya dua anak dan istri yang sangat bergantung dengannya.

“Kalau mengandalkan sisa tabungan, saya rasa tidak cukup untuk kebutuhan keluarga. Jadi harus putar otak cari kerjaan lain,” ujarnya, Jumat (10/12/2021).

Karena kondisi yang semakin sulit memaksanya memutar otak, hingga akhirnya memutuskan memulai perantauan ke Kota Balikpapam pada awal April 2021, berharap dapat kerjaan.

Irwansyah menuturkan, pada bulan pertama di Kota Balikpapan, ia sempat menggeluti pekerjaan sebagai penjual barang pecah belah. Namun rupayanya tidak mudah.

Dia harus berjalan kaki setiap harinya menelusuri gang dan lorong sempit, menenteng keranjang berisi gelas, mangkuk, sendok, dan lainnya untuk ia jajakan kepada warga Balikpapan.

Namun tidak berlangsung lama, hanya sekitar 4 bulan terhitung April-Juli dia berjualan. Karena penghasilan yang didapat tidak menentu, hanya berkisar Rp 30-40 ribu per hari.

Setelah itu, awal Agustus 2021 dia pun mencoba untuk mengais rezeki dengan berprofesi sebagai badut. “Saya melakoni profesi ini sudah sekitar 4 bulan mas,” jelasnya.

Menjadi badut  sebenarnya penghasilannya tidak lebih baik. Karena setiap harinya hanya mendapatkan Rp 100 ribu. Itu pun belum dipotong uang sewa kostum ,  biaya makan dan biaya kost.

Sebagai badut dia harus mencari tempat keramaian. Dimana dia bisa menghibur dan mendapatkan uang. Dari pusat perbelanjaan ke pusat perbelanjaan dilakoninya. Termasuk juga SPBU dan lampu merah/

“Pindah-pindah mas, dimana banyak orang berkumpul juga kadang saya hampirin menghibur,” katanya.

Sebagai badut kadang dia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Meski begitu dia mencoba bersabar. “Ada aja yang seperti itu, tapi tidak semuanya, saya maklum saja,” ucapnya.

Irwansyah menyadari, itulah pekerjaannya. Sehingga dia harus bersabar agar bisa bertahan hidup. “Saya juga enggak bisa marah, karna ini sudah menjadi pekerjaan saya,” ujarnya.

Setiap bulannya dia juga menyisikan waktu untuk pulang ke Samarinda menemui keluarganya. Walaupun hanya sebentar, setidaknya itu menjadi pengobat rindu untuk bertemu anak istrinya.

“Setiap bulan saya pulang ketemu anak istri, tapi tidak lama, hanya sekitar 3-4 hari,” katanya.

Dirinya berpesan, dalam menjalani hidup tidak boleh ada kata gengsi. Pekerjaan apapun selagi halal harus ditekuni. Berserah diri kepada Tuhan menjadi kunci utama ia menjalani hidup.

“Intinya mau berusaha mas, rezeki itu sudah ada yang atur,” tutup pria ramah ini.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.