Kisruh PPDB online, Jalan Masuk SMP 3 Sempat Ditutup Warga
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pelaksnaan PPDB online tingkat SMP belum surut dari masalah.
Mulai dari aksi demo yang terjadi di SMP 22 Sumber Rejo dan 7 oleh orangtua murid, giliran SMP 3 Strat 3 jalan Indrakila.
Di sekolah favorit Balikpapan Utara ini, jalan masuk disegel warga dan ahli waris pemilik jalan. Warga memasang spanduk kuning yang menyatakan jalan masuk ditutup.
Penyebabnya ada 10 anak di lingkungan sekitar yang tidak lolos dalam PPDB Online di SMP 3.
Sebelumnya warga sempat dilakukan pertemuan antara lurah dan LPM serta ahli waris keluhan sehubungan dengan penerimaan siswa.
Di sekolah itu calon siswa yang mengikuti jalur BL dan Reguler juga tidak lolos. “Kalau usulan kita ada 13 anak yang daftar dari RT 24 ada 6 anak dan RT 25 ada 7 anak tapi ternyata ada 3 yang terpenuhi. Dan sisa 10 tidak diterima karena nilainya, ” jelasnya.
Aksi penutupan jalan masuk sekolah buntut dari kurang beres pelaksanaan PPDB online.
LPM Gunung Samarinda mengaku tidak bisa berbuat atas persoalan ini. Karena kewenangan ahli waris.
” Spanduk yang ada sementara ya terpasang. Saya ngak berwenang itu kan hak ahli waris kecuali sudah selesai mungkin bisa dibuka lagi,” kata Bambang Irawan, Ketua LPM Gunung Samarinda.
Atas persoalan ini pihaknya akan melaporkan kasus ini ke DPRD kota untuk mencari solusi terbaik. ” Baru kali ini terjadi fatal sekali. Kalau tahun sebelumnya bisa dimediasi,” katanya.
Lebih jauh Bambamg memabeberkan calon siswa yang tidak dapat masuk sekolah adalah keluarga kurang mampu sementara mereka tidak memiliki kartu gakin.
Sebenarnya warga memiliki pilihan sekolah lain seperti di SMP 6 dan 22 namun lagi –lagi mereka tidak dapat mendaftarkan disana dengan alasan kondisi ekonomi menengah kebawah. Disampinng itu tidak dapat masuk jalur gakin.
” Mereka tidak bisa masuk jalur gakin di SMP 6 dan 22 karena tidak punya kartu gakin. Mereka memang keluarga kurang mampu,” tandasnya.
Soal jalan masuk sekolah Bambang menjelaskan sejak awal lahan itu milik warga. Namun karena untuk kepentingan pendidikan jalan warga akhirnya digunakan untuk sekolah. SMP 3 berdiri sejak tahun 1977.
“Jalan ini dulunya tidak ada. Yang awal jalur SMP ini yang jalur didepan tidak bisa masuk mobil. Jadi semua dirembukan, SMP 3 minta lahan warga digunakan. Nah ahli waris ini pak Mul sekarang RT 24 dan keluarganya,” terang Bambang.
Media tidak bisa mengkonfirmasi pihak sekolah dengan alasan kepala sekolah berada di luar sekolah.
Dari informasi yang diperoleh Rabu sore, persoalan ini dapat diselesaikan setalah mendapat kunjungan dari Ketua DPRD Abdulloh dan Komisi IV. Spanduk yang terpasang, sejak petang sudah dilepas oleh ahli waris.
BACA JUGA