Klaster Keluarga Meningkat, Daerah Diminta Intervensi

Konfrensi Pers Satgas Penanganan Covid-19 Balikpapan

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Isu yang beredar di masyarakat bahwa pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Kesehatan telah mengetahui kuota vaksin covid yang akan diterima, mendapat sanggahan dari Satgas Covid-19 Kota Balikpapan.

Satgas Covid-19 yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarti mengatakan beredar di masyarakat Kaltim mendapat alokasi 2,2 juta vaksin. Isu lainnya mengatakan Balikpapan mendapatkan kuota sebesar 22.000 vaksin. Dio- demikian ia disapa- menegaskan, Balikpapan belum terima kepastian soal kuota vaksin covid-19. Ia juga menekankan, pernyataan tersebut juga menyambung sanggahan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim terkait besaran alokasi vaksin tersebut.

“Pertanyaan wartawan kemaren Kaltim dapat 2.2 juta, ada yang mendapat 22.000, itu tidak benar. Jadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim meminta kami sampaikan bahwa itu tidak benar dan beliau pun tidak tau kenapa nama beliau tiba-tiba di publish bahwa beliau menyatakan sudah dapat angka itu. Jadi beliau minta kami meralatnya,” kata Dio

Dio berujar sejauh ini dari kementrian kesehatan hanya meminta satgas covid di daerah untuk mendata jumlah tenaga medis yang mampu untuk melakukan vaksinasi. Selain itu, Satgas juga diarahkan untuk siapkan tempat penyimpanan vaksin covid-19. Dio berujar vaksin covid-19 harus disimpan dalam wadah suhu tertentu dan suhu ruangan yang tertentu pula.

“Jadi hanya sebatas itu. Belum ada pernyataan resmi mengenai jumlah vaksin yang akan kami terima,” kata Dio.

“Kami juga diminta untuk mulai mendata tenaga medis yang bisa menerima vaksin dan juga bagaimana nanti metode pendistribusiannya ke masyarakat, Karena kemungkinan vaksin nanti diangkut menggunakan pesawat TNI. Balikpapan akan menjadi tempat penitipan sementara sebelum disalurkan ke kabupaten kota lainnya di Kaltim,” kata Dio menambahkan.

Adapun kasus positif pasien covid-19 di Kaltim, kata Dio masih fluktuatif. Kaltim secara nasional sempat berada pada posisi 13 besar, namun belakangan muncul terjadi peningkatan kasus pada klaster keluarga. Sehingga estimasi posisi Kaltim naik pada posisi enam.

Berdasarkan penerapan protokol pencegahan covid-19, idealnya atau kasus positif klaster keluarga, satgas harus mempresen 39 orang keluarga di sekitar tersebut. Sedangkan di Balikpapan keluarga tidak sampai angka tersebut, mengingat sebagian besar kasus positif ditemui pada warga pendatang yang masuk ke Balikpapan.

“Hampir semua di kaltim muncul kasus karena klaster keluarga. Oleh karena itu kami diberi arahan untuk lakukan intervensi sesuai kondisi kabupaten kota masing-masing. Di Balikpapan kita kesulitan karena keluarga di Balikpapan tidak besar sebab yang positif adalah pendatang,” ujar Dio.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.