Pertalite BBM Ramah Lingkungan Sahabat Komunitas Motor Antik

Komunitas Vespa Gawean Bareng

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Bagi Komunitas Vespa Gawean Bareng (GB) Balikpapan khususnya yang vespa matic menggunakan BBM jenis Pertalite ataupun Pertamax seakan menjadi kewajiban. Hal itu diungkapkan salah satu dedengkot Vepas GB Balikpapan Rendy.

“Kalau yang vespa matic memang pakai Pertalite atau Pertamax karena kan tidak pakai campuran oli. Kan empat tak. Pakai Pertalite dan Pertamax bikin mesin jadi tahan dan bersih Jadi pasti pakai Pertalite atau Pertamax lebih bagus,” kata Rendy belum lama ini.

Sedangkan bagi anggota komunitas Vespa GB yang menggunakan vespa tua, termasuk tahun 60-an sebenarnya banyak yang lebih menyukai menggunakan BBM jenis Pertalite dan Pertamax. Hanya saja karena jenis dua tax sehingga harus di campur oli.

“Banyak juga yang pakai Pertalite atau Pertamax, juga akan bikin mesin bagus. Tapi kan karena dua tak jadi harus di campur oli juga. Apalagi rata-rata berpenghasilan, ekonominya pas-pasan. Jadi ada juga yang pakai premium,” ujarnya.

Menurutnya, meski harganya sedikit lebih mahal dibanding premium, secara kualitas Pertalite lebih baik dari Premium. Ada beberapa keunggulan diantaranya Pertalite ini lebih bersih, sehingga mesin kendaraan pun lebih terjaga kebersihannya.

“Kendaraan pun akan lebih tahan lama dan tak mudah rusak. Pertalite juga memiliki kandungan yang ramah lingkungan dan jauh lebih baik dari Premium,” tuturnya.

img-20160927-wa0037Dia menambahkan, Komunitas Vespa GB sudah hadir sejak awal tahun 1990-an di Balikpapan. Mereka bukan hanya sekadar kumpul bareng, tapi juga melakukan hal-hal positif termasuk membuat showroom maupun bengkel.

“Sebenarnya komunitas Vespa GB sudah ada sejak awal 90-an, Cuma mereka sudah banyak yang menikah. Nah saya bergabung diakhir tahun 90-an. Kita punya toko dan bengkel di Kampung Timur banyak kegiatan yang kita lakukan,” terangnya.

Sementara bagi Prasetya warga Balikpapan Baru yang juga menyukai kendaraan tua. Prasetya memiliki kendaraan Vespa Spint tahun 1977. Sebelum hadirnya Pertalite, dirinya menggunakan BBM jenis Pertamax dan Premium.

“Sebelumnya ya selangseling besin dan pertamax. 30 persen pertamax, 70 persen bensin. maklum motor tua. belum kompresi tinggi. jadi rada takut memakai pertamax karena pertamax cocoknya kan mesin injeksi, bukan mesin ber karburator,” ujarnya.

Setelah Pertalite hadir, dia pun lebih memilih Pertalite karena lebih bagus untuk vespa tuannya.

“Nah pertalite jadi peluang. pakailah saya pertalite. dampak, sip, terlihat dari kerak di busi, tdk pekat, pertanda pembakaran di ruang mesin cukup bagus. Asap juga tidak sepekat sebelumnya. tapi memag paling terasa di tarikan. ini vespa mesin 150 cc, boleh dibilang skuter khusus ngebut. ditarikan RPM tinggi, kerasa manfaat pertalite. pernah kujajal ngebut sekira 60-an km, anten,” jelasnya.

Selain menggunakan vespa tua, Prasetya juga menggunakan mobil sedan Ford Laser GL, mesin 1.300 cc, tahun 1992. Dia mengatakan, sebelum adanya Pertalite memilih menggunakan BBM jenis Pertamax dan Premium. Namun setelah hadirnya Pertalie, justru tak lagi menggunakan Premium.
“Sebelumnya 50 persen bensin, 50 persen pertamax. lalu ful pertalite, meski beberapa kali kuisi pertamax. masih menganut karburator. ini mesin lawas, mobil amerika. kudunya memang meminum bensin diatas kualtas premium,” ceritanya.

Menurutnya sejak beralih menggunakan Pertalite, kendaraannya kini lebih enteng dan kencang, Termasuk mesinnya juga terjaga.
“Secara mereka sudah menerapkan standar leibih tinggi dari pada mobil di Asia.kebetulan, saat pertalite muncul, aku ganti karburator. sehingga sudah tersentuh pertalite sejak awal. tarikan jadi enteng, gampang diidupin. ini udah 7 bulan belum tune up mesin, dan tarikan masih oke, asap lebih bersih,” ujarnya.

“Memakai pertalite ya karena ini bbm yang kutunggu. pertamax kemahalan meski tetap ku beli karena aku penyuka (kendaraan tua) dan perawat kendaraan. Premium terlalu standar. harga memang lebih mahal, tapi kalau bagi penyuka dan penikmat berkendara spt aku yg motor dan mobilnya harus kondisi prima dan fun to drive, no problem kalau selisih harga cuman Rp 600-1.000 per liter. nomor satu mesin, nomer dua tampilan kendaraan.” Paparnya.

dsc_8713Sedangkan Komunitas Motor Custom (rombokan) atau dikenal dengan JBI Oilcity Balikpapan juga menilai penggunaan bahan bakar menjadi pertimbangan yang patut dilakukan untuk kelangsung mesin. Di komunitas ini, motor yang dirombok ada yang keluaran 1974 hingga model tahun 2000.

Rion Aditya salah satu anggota Komunitas JBI Oilcity Balikakan yang dbentuk 2014 lalu, bagi kendaraan dibawah tahun 2000 banyak menggunakan jenis Pertamax. Terutama kendaraan tua yang mesin membutuhkan sentuhan khusus terutama menyangakut bahan bakar.
“Memang kebanyakan pakai Pertamax karena sayang mesinkan. Perawatan juga lebih mudah, apalagi kalau lagi dibawa tarikannya enak,” pungkasnya.

Komentar (1)

    li class="comment even thread-even depth-1" id="comment- 7845">
    Asuransi Mobil Garda Oto
    4 tahun lalu

    Terimakasih sudah berbagi informasi.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.