Korea Selatan Katakan Ratusan Tentara Korea Utara di Ukraina Tewas
SEOUL, inibalikpapan.com – Anggota parlemen Korea Selatan (Korsel) sebut ratusan tentara Korea Utara (Korut) yang Rusia kerahkan untuk serang Ukraina tewas.
Laporan itu juga sebutkan bahwa ribuan lainnya luka-luka dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina dalam pertempuran sengit di wilayah Kursk.
Anggota parlemen Korsel Lee Seong-kweun tersebut berikan informasi tersebut kepada media setempat pada Kamis (19/2024) berdasar laporan dari badan mata-mata negara itu.
Kerugian besar tersebut imbas dari oleh kurangnya pengalaman pasukan Korea Utara dalam peperangan pesawat tanpa awak (drone).
Selain itu, hal ini juga akibat dari ketidaktahuan mereka terhadap medan terbuka tempat mereka bertempur.
Lee berbicara setelah pengarahan tertutup oleh Badan Intelijen Nasional (NIS) kepada parlemen.
Namun ada perbedaan dalam perkiraan jumlah pasukan yang tewas dari laporan pejabat militer AS.
“Ada laporan bahwa setidaknya ada 100 kematian dan yang terluka mendekati 1.000,” katanya.
Ada indikasi bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan pengerahan pasukan tambahan, kata Lee, termasuk informasi intelijen dari pemimpin negara itu Kim Jong Un yang mengawasi pelatihan.
Laporan tersebut menggemakan komentar pejabat AS dan Ukraina bahwa kerugian Korea Utara sangat besar.
Dan bahwa Rusia menggunakan mereka dalam jumlah besar dalam serangan di Kursk, wilayah Rusia tempat Ukraina melancarkan serangan lintas perbatasan pada bulan Agustus.
Rusia dan Korut Tak Akui Adanya Pengerahan Pasukan
Pejabat AS dan Korea Selatan klaim ada pengerahan lebih dari 10.000 tentara Korea Utara untuk membantu Rusia dalam perang tersebut.
Pyongyang juga telah mengirimkan lebih dari 10.000 kontainer berisi peluru artileri, roket anti-tank, serta howitzer mekanis dan peluncur roket.
Baik Korea Utara maupun Rusia belum secara resmi mengakui pengerahan pasukan atau pasokan senjata.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Pyongyang pada bulan Juni dan menandatangani perjanjian kemitraan strategis komprehensif dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang mencakup pakta pertahanan bersama.
Sebelumnya pada hari Kamis, Korea Utara mengatakan aliansi militernya dengan Rusia terbukti sangat efektif dalam menghalangi Amerika Serikat dan sekutunya.
Korut mengecam pernyataan terbaru oleh Washington dan sekutunya yang menentang hubungan antara Pyongyang dan Moskow.
Korea Utara tidak menyebutkan keterlibatannya dalam perang di Ukraina atau korban jiwa.
Sebaliknya, mereka mengecam pernyataan oleh Amerika Serikat dan sembilan negara serta Uni Eropa pada hari Senin sebagai distorsi dan fitnah terhadap hakikat hubungan kerja sama yang normal antara Korea Utara dan Rusia.
Dalam sebuah pernyataan oleh juru bicara kementerian luar negeri yang tidak disebutkan namanya, Korea Utara menyalahkan Washington dan sekutunya karena memperpanjang perang Ukraina dan mengganggu situasi keamanan di Eropa dan Asia-Pasifik.
“Hal ini terjadi karena tindakan sesat AS dan Barat yang terus-menerus menjalankan kebijakan militer mereka yang merusak struktur, berorientasi pada hegemoni, dan penuh petualangan,” katanya.
BACA JUGA