Kota Balikpapan Paling Rendah Angka Kemiskian di Kaltim
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Badan Pusat Statistik Balikpapan mencatat terjadi penurunan tingkat kemiskinan kota Balikpapan pada tahun 2019 jika dibandingkan tahun 2018 lalu.
Jumlah penduduk miskin saat ini 15.780 jiwa atau 2,42 persen sedangkan tahun sebelumnyac sebanyak 17.008 jiwa atau 2,64 persen dari jumlah penduduk 645.727 jiwa.
Penurunan jumlah penduduk miskin ini menempatkan Kota Balikpapan sebagai kota di Kaltim yang paling rendah angka kemiskinannya.
“Dengan menurunnya angka kemiskinan kota maka sisa penduduk miskin itu semakin dalam artinya pendapatannya rendah dan merata antarorang miskin tersebut,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Balikpapan Achmad Zaini Senin siang (23/12/2019).
Achmad menyebutkan untuk garis kemiskinan perkapita perbulan kota Balikpapan Rp572.108
Menurutnya penurunan tingkat kemiskinan yang ada sudah mampu dikendalikan bahkan bisa dibilang hal merupakan hasil dari berjalannya program kerja penanggulangan kemiskinan di masing-masing organisasi perangkat daerah yang tergabung dalam tim penanggulangan kemiskinan daerah (TPKD). Seperti program bantuan modal usaha ekonomi kecil dan rumah tangga, program Indonesia pintar, program perlindungan social dan lainnya.
“‘Program – program tersebut mampu mengangkat pendapatan masyarakat miskin lebih tinggi dibanding dengan kenaikan garis kemiskinan kota Balikpapan. Disamping memang tingkat kemiskinan disini lebih stabil disamping. Faktor lain juga adanya peningkatan ekonomi kota,” jelasnya.
Kecilnya angka kemiskinan ini juga akan memberi kesulitan bagi Pemkot dan tim percepatan penanggulangan kemiskinan dalam usaha menurunkan angka kemiskinan karena penduduk miskin saat ini sudah sangat sedikit/kecil hanya 2,42 persen. Karena itu rogram pengentasan kemiskinan kedepan lebih mengarah kepada bantuan modal dan pembinaan guna meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin sesuai kondisi ekonominya.
“Seperti bantuan teknis dan modal kerja, dan bantuan modal yang harus dilakukan secara terintegrasi dari dinas terkait dengan lembaga keuangan,” bebernya.
Sementara terkait persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke atas dengan jenjang pendidikan yakni tidak sekolah/tidak tamat SD sebanyak 15,57 persen, tamat SD/SLTP 69,66 persen dan tamat SLTA sebesar 14,77 persen.
Dan angka melek huruf penduduk miskin usia 15-24 tahun sebanyak 100 persen, usia 15-55 tahun sebesar 100 persen. Angka partisipasi sekolah penduduk miskin usia SD 7-12 tahun sebanyak 91,86 persen dan pendidikan SLTP usia 13-15 tahun sebesar 100 persen.
Sedangkan penduduk miskin usia 15 tahun ke atas menurut status yakni status tidak bekerja sebesar 39,19 persen, bekerja di sektor informal sebesar 24,34 persen dan bekerja di sektor formal 36,47 persen.
BACA JUGA