KPU Balikpapan Ingatkan Media Massa Tidak Memberi Ruang untuk Isu SARA, Ujaran Kebencian dan Hoaks
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – KPU Kota Balikpapan mengingatkan media agar tidak memberi ruang untuk isu-isu SARA maupun hoaks. Karena sebentar lagi akan digelar Pilkada
Hal itu disampaikan Komisioner KPU Kota Balikpapan Suhardy usai diskusi bersama insan pers yang mengangkat tema “merangkai Berita Hoaks , Ujaran Kebencian serta Isu SARA pada Pemilihan Gubernur Kaltim dan Wali Kota Balikpapan”.
“Kalau kita belajar sejarah pilkada atau pemilu kita, peluang-peluang isu hoaks, ujaran kebencian, isu SARA yang sering terjadi.Sehingga kita perlu mengantisipasi,” ujarnya di Kinetica Coffee & Eatery, Jumat 13 September 2024 kemarin.
Dia mengatakan, meskipun selama ini isu SARA, hoaks hingga ujaran kebencian terbilang rendah. Namun bukan berarti tidak akan terjadi pada Pemilihan Wali Kota dan Gubernur Kaltim.
“Walaupun di Balikpapan ini ritmenya rada rendah, tapi bukan berarti tidak ada bahkan tidak akan terjadi,” ujarnya
Karenanya penting bagi KPU Kota Balikpapan untuk mengingatkan media massa, untuk tidak memberikan ruang bagi isu-isu terlarang tersebut. Karena media ikut bertanggungjawab.
“Makanya penting untuk mengajak ruang-ruang teman-teman media, khususnya. Karena merekalah paling banyak menyampaikan berita, menyampaikan informasi,” ujarnya
BACA JUGA :
“Kita berdiskusi dengan teman-teman media, harapannya tadi jangan sampai menjadi bagian yang ikutb terlibat dalam ruang itu, karena ranah teman-teman yang menyampaikan, masyarakat tinggal mengkonsumsi saja,”
Khususnya generasi milenial yang angkanya lebih tinggi untuk mencoblos dan cukup aktif di media sosial. Mereka juga cenderung sebagai pemilih yang pendekatannya masij emosional.
“Mudah-mudahan itu bisa kita halau bersama. Apalagi generasi milenial, generasi paling banyak yang akan memilih, sementara kecenderungannya memilih masih pendekatan emosional ,” ujarnya
“Nah kalau ini masuk isu-isu haoaks sayang sekali kan. Kita-kira begitu,”
Dia menjelaskan, sebentar alagi akan masuk penetapan pasangan calon pada 22 September. Lalu 23 September pencabutan nomor urut dam 25 September hingga 23 Oktober masa kampanye.
“Kalau bicara pilkada kan kita bicara akan ada kampanye-kampanye untuk mengajak bahwa pasangan A lebih baik dari pasangan B,” ujarnya
“Artinya ada ruang-ruang kalau kita belajar sejarah pilkada atau pemilu kita, peluang-peluang isu hoaks, ujaran kebencian, isu SARA yang sering terjadi. Sehingga kita perlu mengantisipasi.”
BACA JUGA