Kurangi Ketergantungan Pupuk Kimia,  Pertamina Unit Balikpapan Gelar Pelatihan Pembuatan Pestisida dan Pupuk Organik

PT. KPI Unit Balikpapan bersama Dinas Pertanian, PPU gelar pelatihan pembuatan pestisida dan pupuk organik (2/03/2023)

PENAJAM, Inibalikpapan.com – Berangkat dari kecendrungan makin sulitnya petani mendapatkan pupuk kimia bersubsidi, dan tuntutan penggunaan pupuk dan pestisida organik, Pertani Desa Giri Mukti, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU mengikuti pelatihan.

Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Biosaka diikuti Kelompok Tani Bina Usaha Muda, Penajam yang diadakan PT Kilang Pertamina Internasional Unit Balikpapan bekerjasama Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai pemateri. Pelatihan digelar di Jalan Strat 3, RT 10, Desa Giri Mukti, Kecamatan Penajam, Kamis (02/03/2023).

Materi disampaikan Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara petugas lapangan Bidang Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Samsiah sebagai pemateri pembuatan Biosaka. Sedangkan Pemateri pelatihan pembuatan pestisida nabati dipaparkan  Ramli Ajullah.

Ramli menjelaskan melalui kegiatan pelatihan ini, Dinas Pertanian Kab. Penajam Paser Utara (PPU) berharap agar petani bisa kembali beradaptasi dengan alam ketika menggunakan pestisida dan pupuk yang lebih organik.

“Kami berharap juga dari pihak PT KPI RU V bisa mendampingi kelompok tani dalam menerapkan pupuk dan pestisida alami. Hal ini berguna untuk kesehatan hasil tanaman serta mengurangi resiko menurunnya produktifitas tanah,” harap Ramli.

Dalam paparannya, pestisida nabati merupakan senyawa kimia alami yang berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati digunakan untuk memberantas organisme pengganggu tumbuhan berupa hama, penyakit tumbuhan, maupun tumbuhan pengganggu (gulma). Pestisida nabati berasal dari hasil ekstraksi bagian tertentu tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar.

Sedangkan Pemateri pelatihan pembuatan pestisida nabati Samsiah menjelaskan bahwa pestisida nabati dapat mengurangi pencemaran lingkungan khususnya kesuburan tanah.

 “Penggunaan Biosaka dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan khususnya tanah agar tetap subur dan tidak kehilangan sifat alaminya. Kami berharap tanah di Desa Girimukti ini bisa tetap konsisten subur agar ketahanan pangan bisa tetap terjaga  ditengah ekstrimnya cuaca saat ini,” jelas Samsiah.

Pupuk biosoka yang berfokus pada bahan dari larutan tumbuhan atau rerumputan, diketahui mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Pupuk biosoka bahkan mampu menghemat penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen.

Nama Biosaka yang terdiri dari suku kata Bio dan Saka. Bio yang merupakan singkatan dari Biologi, dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau dari Alam Kembali ke Alam. Pupuk Biosaka adalah inovasi yang telah dikembangkan oleh petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam.

Samsiah menambahkan pelatihan ini sejalan dengan program pemerintah. Bahwa  penerapan Biosaka pada tanaman berguna sebagai perangsang alami pertumbuhan tanaman agar bisa bertumbuh sesuai sifat alaminya.

“Pelatihan ini setidaknya bisa memantik para petani agar bisa sejalan dengan program pertanian pemerintah pusat. Melalui pemerintah pusat, permintaan pasar tanaman organik sangat tinggi. Penggunaan Biosaka akhir-akhir ini mendapatkan antusias khusus dari petani yang ada, karena Biosaka hanya memanfaatkan tanaman liar disekitar rumah yang mudah dihaluskan,” kata Samsiah.

Ketua Kelompok Tani Bina Usaha Muda, Ketut Harianto menyampaikan terimakasih karaena pelatihan ini memberikan manfaat bagi kelompoknya.

“Terima kasih atas perhatiannya dari PT KPI RU V Balikpapan, pada kesempatan ini kami diberikan pelatihan untuk membuat pestisida nabati dan biosaka,” tuturnya.

“Pelatihan ini memberikan kami ilmu dan pengalaman yang baru karena harapannya kami bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia,” ujarnya saat sambutan.

 Ketut mengungkapkan bahwa pelatihan ini juga menjadi solusi dari penggunaan harga pestisida dan pupuk subsidi sudah mulai terbatas. Akibatnya  petani kesulitan untuk mendapatkannya.

“Kami bersyukur lewat pelatihan ini kami bisa mengolah sendiri pestisida dan pupuk yang alami serta tentunya akan bermanfaat bagi tanaman kami,” kata Ketut.

Terpisah, Area Manager Communications, Relation  & CSR PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Perangin Angin menjelaskan Program Kenari sebagai program untuk meningkatkan ketahanan pangan.

“Program Kenari ini merupakan kelompok binaan baru yang berada di Desa Giri Mukti yang bergerak dalam budidaya tanaman holtikultura. Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Biosaka diharapkan dapat meningkatkan kapasitas petani untuk menggunakan pestisida organik serta dapat menekan biaya pembelian pestisida kimia. Program ini tentunya lahir dengan tujuan untuk dapat meningkatkan ketahanan pangan khususnya di Desa Giri Mukti,” jelas Chandra.

Chandra juga menjelaskan program Kenari melalui pelatihan ini membantu masyarakat agar tidak bergantung pada pupuk kimia.   Program Kenari memanfaatan lahan tidak produktif menjadi demplot tanaman hortikultura. Demplot tanaman kemudian dikelola oleh kelompok tani Bina Usaha Muda untuk membudidayakan tanaman hortikultura.

“Pelatihan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas anggota kelompok sebagai mitra binaan PT KPI Unit Balikpapan. Dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk ini dapat membantu warga untuk menciptakan pupuk organik mereka sendiri dan mulai mengurangi ketergantungan mereka terhadap pemakaian pupuk kimia,” tutup Chandra.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.