Top Header Ad

Lahan di Bakal Lokasi Ibu Kota Negara Telah Dikembalikan ke Negara

BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Asari Grup selaku perusahaan yang mengelola PT. ITCI Kartika Utama (ITCI KU), perusahaan yang memiliki ijin konsensi hutan tanaman industry (HTI) di Kecamatan Sepaku  telah menyerahkan lahan yang selama ini dikelolanya kembali ke negara.

“Kalau yang saya tahu yang diambil seluas 80 ribu hektar dari HTI, terus areal yang jadi Pusat Pemerintahan itu (Desa Telemow) seluas 5.000 sampai dengan 6.000 hektar statusnya tanahnya aman, milik Pemerintah,” ujar Dr Willie Smits Director Chief Science Officer  Asari.

Saat ini masih ada tanaman hanya saja memang sudah tidak terlalu bagus lahannya dikelola menjadi tanaman industri. Karena tanahnya mulai gersang dan beberapa pohon sudah mulai mati. Sehingga kemungkinan bisa menjadi lahan kritis yang tidak bisa dimanfaatkan untuk tanaman industri

“Saat ini memang ada tanaman . Ini HTI ada tanamanya, sebelumnya tanaman akasia , pohon-pohon itu sudah mulai mati, mereka cuma hidup singkat. Umur tanaman tergantung jenisnya kalau akasia bisa 6-8 tahun, kalau meranti siklusnya 35 tahun. Tapi tanah disini sudah mulai gersang,” ujarnya

“Kalau kita lihat warna jadi makin kuning. Sedikit lagi jadi lahan kritis. Erosinya sudah mulai banyak. Jadi kalau ada green city lebih bagus, tapi kita harus mengembalikan kesuburan tanah dengan menggunakan pupuk organik bia membuat daya tahan air ditanah. Jadi memang harus ada penataan disini,”

Sehingga menurutnya, dilahan yang merupakan areal PT. ITCKU itu sangat cocok menjadi lokasi Ibu Kota Negara maupun Pusat Pemerintahan. Dia membantah jika menjadi lokasi Ibu Kota Negara akan merusak hutan. Karena kata dia, tidak ada hutan yang ada hanya hutan tanaman industri.

 “Tidak ada hutan, ini hanya HTI . Jadi sudah sangat sesuai. Jadi kalau ini akan merusak lingkungan hidup itu gak benar dan areal ITCI yang kami urus disini reboisasnya itu akan menghasilkan air untuk Ibu Kota, yang harus dipertahankan kualitas hutannya lebih baik,” ujarnya.  

Dia juga membantah jika disebut ada habitat orangutan yang selama ini hidup diareal yang akan menjadi lokasi Ibu Kota Negara. Hanya saja lanjutnya, sejak awal memang, tidak ada masyarakat yang tinggal diareal tersebut.

“Orang bilang nanti orangutan kasihan, mana tidak ada orangutan yang hidup dari Selatan Sungai Mahakan atau Timur Sungai Barito. Jadi itu dongeng orang yang mengangkat itu sebagai isu. Tidak ada hutan, ini hanya HTI. Tempat ini juga sama sekali tidak ada penghuni,” ujarnya

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.