Lahan Pertanian Terbatas, Ciptakan Kemandirian Pangan
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Meski lahan pertanian di Kota Balikpapan masih terbilang minim. Bukan jadi hambatan untuk membantu kebutuhan pangan.
“Untuk luasannya, lahan pertanian kita terbilang masih minim, sekitar 15 persen atau 127 hektar,” ungkap Kepala DP3 Balikpapan Sri Wahyuningsih kepada media, Senin (2/12/2024).
Kendati memiliki lahan pertanian yang minim, lanjutnya, akan tetapi bukan merupakan hambatan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Namun sejatinya, Balikpapan tetap memiliki potensi untuk budidaya berbagai jenis tanaman, termasuk sayuran dataran rendah dan tanaman palawija seperti singkong.
“Meskipun kita minim lahan pertanian, tapi Balikpapan tercatat memiliki Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang cukup baik. Berada di peringkat ke-8 secara nasional,” terangnya.
Dia menegaskan, bahwa IKP itu menjadi cerminan kemampuan Kota Balikpapan dalam memenuhi kebutuhan pangan warganya. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Diakuinya, ketersediaan pangan di Balikpapan memang sebagian besar dipenuhi melalui kerjasama dengan daerah penghasil pangan lain, seperti pulau Jawa Sulawesi.
Walau Balikpapan bukan daerah penghasil pangan utama, tapi memiliki infrastruktur baik seperti Pelabuhan Semayang hingga pergudangan yang memadai sebagai medianya.
Sehingga, jalinan kerjasama baik dengan daerah penghasil pangan lainnya yang difasilitasi oleh pemerintah kota Balikpapan, membuat distribusi pangan di kota Beriman berjalan lancar.
“Memang sebagian besar kebutuhan pangan di kota Balikpapan masih bergantung pada distribusi dari daerah lain melalui kerja sama antar daerah,” akunya.
Meski demikian, ia pun mengakui masih ada pekerjaan rumah lainnya. Yakni dalam menciptakan kemandirian pangan melalui kondisi tanah yang tidak optimal.
“Kota Balikpapan memiliki karakteristik tanah berjenis podzolik yaitu jenis tanah yang terbentuk. Karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan tinggi dari batuan pasir dengan kandungan kuarsa tinggi,” jelasnya.
Menurutnya, tanah podzolik memiliki sedikit unsur hara dan tidak subur, tanah tersebut berwarna merah kuning, yang cenderung lempung.
“Jadi ini yang menjadi tantangan untuk kemandiria pangan,” tutupnya. ***
BACA JUGA