Lanud Dhomber Gelar Upacara Peringatan Hari Bhakti Ke 71 TNI Angkatan Udara
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Peristiwanya telah terjadi 71 tahun lalu, tepatnya 29 Juli 1947. Namun, bagi TNI Angkatan Udara, dua peristiwa yang terjadi pada saat itu mempunyai makna besar yang perlu dihayati oleh setiap prajurit TNI AU. Sehingga, sangat tepat jika hari itu kemudian diperingati sebagai Hari Bhakti TNI AU.
Pertama, serangan udara TNI AU terhadap daerah pendudukan Belanda di Ambarawa, Salatiga, dan Semarang, yang dilakukan oleh Kadet Penerbang Sutardjo Sigit, Suharmoko Harbani, dan Mulyono, dibantu tiga orang teknisi bertindak sebagai penembak udara yaitu Sutardjo, Kaput, dan Dulrachman. Serangan udara yang dilakukan menjelang subuh itu menggunakan dua buah pesawat Churen dan sebuah Guntei.
Kedua, gugurnya tiga pelopor dan perintis TNI AU, masing-masing Komodor Muda Udara Adisucipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adisumarmo. Ketika, pesawat Dakota VT-CLA yang dinaiki serta membawa obat-obatan bantuan dari Palang Merah Malaya, ditembak pesawat Belanda Kitty-hawk dan jatuh di Desa Ngoto, 3 km selatan Yogyakarta.
Untuk mengenang peristiwa gugurnya para tokoh dan perintis Angkatan Udara tersebut, Lanud Dhomber menggelar upacara memperingati Hari Bhakti Ke-71 secara sederhana di lapangan Mako Lanud Dhomber.
Komandan Lanud Dhomber Kolonel Pnb Muhammad Mujib, S.E, M.M memimpin upacara peringatan ke-71 Hari Bhakti TNI Angkatan Udara, upacara di ikuti oleh seluruh personil perwira, Bintara, Tamtama dan Aparatur Sipil Negara serta anggota Satrad 223 Balikpapan.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna, dalam amanat tertulis yang dibacakan Komandan Lanud Dhomber mengucapkan terima kasih, dan mengajak anggotanya untuk memberikan rasa hormat dan rasa bangga kepada almarhum Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof Dr Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adisoemarmo.
“Mereka telah gugur dan memberikan warisan suri teladan yang tidak ternilai harganya kepada kita, generasi penerus TNI Angkatan Udara,” katanya.
“Semangat pengabdian yang tulus, rela berkorban serta dedikasi yang tinggi, yang telah ditunjukkan para pelopor dan perintis TNI Angkatan Udara tersebut, hendaknya dapat kita maknai pada setiap kegiatan memperingati hari bhakti tni angkatan udara,” tambahnya.
Ia melanjutkan, nilai-nilai luhur tersebut sudah seharusnya dapat mengakar, terus berkembang dan tumbuh subur dalam diri pribadi setiap insan prajurit Swa Bhuana Paksa, secara relevan, konsisten serta tidak akan lekang oleh zaman.
Di akhir sambutannya, Yuyu Sutisna menegaskan kepada prajurit untuk membangun profesionalisme prajurit, yang dilandasi oleh semangat pengabdian dan mental juang yang tinggi, sebagaimana tersirat dalam Saptamarga dan Sumpah Prajurit.
“Terus untuk menjalin hubungan yang baik dengan seluruh komponen bangsa yang ada, dalam kerangka untuk menjaga kedaulatan negara serta keutuhan Bangsa Indonesia,” tukasnya.
BACA JUGA