Libur Lebaran, Tumpukan Sampah Capai 700 Ton 

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Sudah menjadi kebiasaan selama libur lebaran volume sampah di Kota Balikpapan diperkirakan meningkat hingga dua kali lipat seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Lingungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengatakan, biasanya tiga hari sebelum lebaran hingga hari pertama lebaran terjadi peningkatan sampah.

“Dari informasi petugas yang kami dapat, volumen sampah kisaran 600-700 ton pada lebaran pertama. Jadi bisa dua kali lipat,” ujar Sudirman Djayaleksana kepada media, Selasa (3/5/2022).

Sudirman berharap, tak ada kerusakaan kendaraan angkutan sampah, apalagi jelang ramadan semua kendaraan sudah dicek. Termasuk juga kesehatan petugas terjaga.

“Yang kita khawatirkan kendaraan ini jangan sampai rusak. Jadi jelang ramadan ini kita antisipasi, kita cek semua kendaraan harus dalam kondisi layak jalan, jangan sampai rusak,” katanya.

Kata dia, para petugas  pengangkut sampah mulai bekerja pukul 22.00 wita hingga pukul  05.30 wira. Dengan menyiapkan 80 armada dengan 250 personil petugas pengangkut sampah untuk kota Balikpapan.

“Mereka kerja mulai jam 10 malam itu rit pertama masuk TPA jam 1 malam,” tuturnya. 

Sudirman mengatakan pada hari biasa  jumlah sampah yang diambil dari TPS dan dibuang ke TPA Manggar perharinya mencapai 390 ton.

“Normalnya perhari itu (hari biasa ) itu 385 sampai 390 ton,” sebutnya.

Jumlah tersebut tercatat mengalami peningkatan sebesar 7,31 persen jika dibandingkan dengan tahun 2021.

“Pemilihan sampah di sumber juga akhirnya kita tidak bisa jalankan. Termasuk pemilahan sampah di bank sampah menjadi tantangan,” ujarnya.

Menurutnya, faktor kenaikan jumlah penduduk dan peningkatan pembangunan yang cukup signifikan seperti proyek kilang minyak Pertamina turut berpengaruh. Sehingga otomatis juga akan meningkatkan timbulan sampah domestik yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir atau  Manggar.

“Jadi kebijakan strategi daerah, yang pertama pengurangan dan kedua penanganan,” terangnya.

Sesuai dengan Perwali nomor 8 tahun 2018, di 2025 ditargetkan pengurangan sampah dapat mencapai 30 persen dan untuk penanganan sampah mencapai 70 persen. Khusus untuk program pengurangan, saat ini belum bisa berjalan maksimal karena upaya tersebut bergantung pada peningkatan kesadaran masyarakat.

Selain itu, banyak pola keseharian yang berubah saat pandemi Covid-19. Kondisi ini juga mempengaruhi peningkatan volume sampah di Balikpapan.

“Ada perubahan pola perilaku masyarakat, karena meningkatnya penggunaan kemasan berkaitan dengan prokes,” pungkas mantan Kadishub Balikpapan ini.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.