Listrik Sudah Tersedia, Kini Warga Muara Pegah Berharap Ada Jaringan Telekomunikasi

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Bagi masyarakat nelayan di Muara Pegah, Kelurahan Muara Kembang, Kecamatan Muara Jawa, Handil, kabupaten Kukar, Kaltim hingga saat ini persoalan komunikasi masih menjadi mengalami kendala.

Di desa berpenduduk 203 jiwa ini masih kesulitan untuk menggunakan HP karena sejauh ini signal HP baru dapat dinikmati untuk telpon dan SMS (BTS 2G) . Itupun warga harus kepinggir bagan/pelabuhan mini tempat tambatan kapal di desanya.

Ketua RT 11 Muara Pegah Kelurahan Muara Kembang Sudirman berharap perusahaan telekomunikasi seperti Telkomsel dapat masuk ke Muara Pegah dengan menjalin kerjasama dengan pemilik tower navigasi (pemandu).


“Disinikan ada dua menara kalau bisa mau dia kerjasama dengan Telkom supaya komunikasi bisa dimanfaatkan. Sekarang ini tersambung tapi suaranya nggak jelas. Harus ke pinggir sana,” tutur Sudirman ketika dikunjungi media pertengahan pecan lalu.

Sudirman yang tinggal sejak 26 tahun di Muara Pegah ini mengaku merindukan komunikasi yang bagus termasuk jika ada akses ke internet.
Sebab, keluarga di Sulawesi kerap kesulitan menghubungi karena terbatasnya akses komunikasi di tempat tinggalnya.

“Kalau ada keluargayang telpon penitng kita ke pelabuhan dulu kadang-kadang ngak ada kita cari dulu dimana ada jaringan bagus,” tuturnya.

Dia memastikan jaringan telekomunikasi di lingkungan sangat payah. “Telkomsel ada cuma cari-cari dulu signal itupun tertentu aja signalnya harus ke dermaga,” ungkapnya.

dermaga mini di Muara Pegah


Sudirman memperlihatkan dua hp yakni satu device 2G dan android. “Hp besar ini untuk telpon aja sama dengan yang kecil ini,” katanya sambil mengaku sudah lama menggunakan Telkomsel.

Diketahui, desa Muara Pegah ini hanya terdiri dari 1 RT yakn RT11. Lokasi menempati pulau yang ada di delta Mahakama. Hanya kurang lebih 4-5 mil sudah berhadapan langsung dengan laut lepas selat Makasar. Sedangkan jika kea rah Handil darat atau Muara Jawa membutuhkan waktu 20 menit atau kurang lebih 20-25 kilometer. Sedangkan ke Balikpapan menepuh waktu 3 jam dengan jarak 80-90 km. atau sekitar 120 km dari lokasi IKN yang baru.


Sejak Desember 2018 lalu, desa sudah masuk fasilitas Solar Home system yakni listrik memanfaatkan tenaga suraya bantuan dari Pertamina Hulu Mahakam. Bantuan ini sudah dinikmati 49 kepala keluarga.

Semenjak dioperasikan SHS, warga hanya membayar rekening listrik Rp100 ribu perbulan. Berbeda saat masih menggunakan genset harus mengeluarkan kocek paling sedikit Rp50 ribu perhari untuk membeli solar untuk penggunaan genset selama 5-6 jam saja. Listrik sudah tersedia, kini warga masih merindukan jaringan telekomunikasi yang lebih baik di desa mereka.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.