Mahasiswa Diterjunkan ke Daerah Miskin dan Komunitas Adat Terpencil
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Kementerian Sosial (Kemensos) telah meluncurkan Program Pejuang Muda kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), pekan kemarin.’
Program tersebut, sebagai bagian dari upaya percepatan pengentasan masalah sosial . Program ini nantinya memiliki fokus social entrepreneurship (kewirausahaan sosial).
“Mahasiswa diberikan kesempatan mencari pengalaman di lapangan secara langsung ke daerah prioritas yaitu daerah pascabencana, daerah kantong-kantong kemiskinan, daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT) di seluruh nusantara,” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini
Program Pejuang Muda adalah laboratorium sosial bagi para mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret.
Melalui program setara 20 Satuan Kredit Semester (SKS) ini, mahasiswa akan ditantang untuk belajar dari warga sekaligus berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, pemuka masayarakat, tokoh agama setempat serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah.
Dalam program ini, mahasiswa berperan sebagai agen perubahan sosial, melalui kegiatan pemetaan masalah, identifikasi alternatif solusi, formulasi solusi terbaik, perencanaan sumber daya dan capaian, pengerahan peran serta elemen masyarakat, implementasi dan pelaporan serta pengukuran dampak.
“Mahasiswa juga bisa mengikuti kategori program sesuai jurusan atau isu yang menarik baginya antara lain isu Pengembangan Program Bantuan Sosial, Pemberdayaan Fakir Miskin dan Lansia, Pola Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan, dan Fasilitas untuk Kepentingan Umum,” kata Mensos.
Aktivitas gabungan dapat dilakukan melalui dua bentuk yakni offline dan online. Aktivitas offline yakni mahasiswa turun langsung ke lapangan dengan terlibat aktif dalam yayasan, panti atau balai sosial di daerah. Sedangkan aktivitas online dilakukan mahasiswa agar lebih inklusif sehingga menjadi jembatan bagi daerah dan publik luas yang tergerak membantu.
“Program ini terbuka untuk mahasiswa minimal semester 5 pada semua program studi program sarjana (S1) dan minimal IPK 2,75. Kita siapkan untuk 514 kabupaten/kota,” ujarnya
“Yang jelas para mahasiswa akan diberikan dana untuk transportasi dan operasional serta experience kalau ingin membuat proyek dan biaya untuk pertemuan. Kita akan fasilitasi untuk itu”
.
BACA JUGA