Mahasiswa ITK dan Kelompok Petratonik Sungai Wain Kembangkan Maggot Kering Dalam Kemasan

Kolaborasi Mahasiswa ITK dan Kelompok Petratonik Sungai Wain

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kelompok Petratonik (Peternakan ayam terintegrasi BSF dan Sayuran organik) yang berada di daerah Sungai Wain, Kelurahan Karangjoang Balikpapan telah menghasilkan Maggot.

Kelompok Petratonik merupakan mitra binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan. Mereka menggunakan maggot sebagai pakan tambahan untuk budidaya ayam dan lele serta pupuk tanaman sayuran.

Seperti diketahui maggot telah banyak dikenal menjadi pakan ternak yang bergizi tinggi, karena mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan ternak, terutama unggas.

Maggot yang berasal dari Lalat Tentara Hitam atau Black Soldier Fly (BSF) dibudidayakan dengan memanfaatan sampah buah-buahan, sayur-sayuran dan sampah organik lainnya.

“Saat ini sebagian besar maggot yang dihasilkan oleh kelompok memang dimanfaatkan sendiri oleh kelompok,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin dalam keterangan tertulisnya

Kata Chandra, kelompok itu dipersiapkan untuk dapat memasarkan produk Maggotnya ke konsumen. Maggot kering dapat menjadi alternatif pakan ternak yang ekonomis, ramah lingkungan dan mudah diproduksi secara masal.

Melihat potensi tersebut, sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang sedang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sungai Wain berkolaborasi dengan kelompok Petratonik untuk membuat magoot kering dalam kemasan.

“Pelibatan dunia pendidikan dalam program yang dijalankan oleh PT KPI Unit Balikpapan ini tentunya akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi kelompok akan menambah pengetahuan dan keterampilannya, sementara bagi para mahasiswa dapat menjadi media untuk mengimplementasikan teori yang mereka dapat dengan praktek di lapangan,” ujar Chandra.

Untuk itu Chandra mengharapkan semakin banyak mahasiswa yang terlibat dalam program-program Tanggung Jawab Sosial dan Linkungan (TJSL) yang dijalankan oleh perusahaan.

“Kami tentunya membuka kesempatan itu. Dengan keterlibatan dunia pendidikan, tentunya akan semakin banyak kontribusi dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan untuk memajukan masyarakat, khususnya mitra binaan Pertamina,” kata Chandra.

Ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk membuat maggot kering. Langkah pertama merendam magot pada air panas, kemudian dikeringkan menggunakan oven.

Setelah itu didiamkan sampai dingin sebelum nantinya dikemas. Hal yang perlu diperhatikan saat proses pengeringan maggot adalah termperatur dan lama pengeringan karena akan mempengaruhi protein yang terkandung di maggotnya. Selanjutnya, maggot kering ini dapat dijadikan tepung maggot dan pelet maggot kering untuk ternak.

“Maggot kering diharapkan nanti dapat memperpanjang masa penyimpanan dan kemudahaan pemakaian, juga akan menaikan harga jualnya di pasaran,” harap Chandra.

Salah satu mahasiswa KKN ITK Syifa menyampaikan kesannya terhadap pelatihan yang telah dilaksanakan.

“Pada pelaksanaan pelatihan pembuatan maggot kering, kegiatan dapat dilaksanakan dengan lancar. Ibu-ibu yang tergabung di kelompok sangat aktif dalam mendengarkan dan melaksanakan pelatihan tersebut. Ibu-ibu juga mempunyai semangat yang tinggi dalam mengelola maggot,” kata Syifa.

Kedepan kata Syifa akan dilakukan evaluasi terhadap pelatihan yang sudah dilaksanakan. “Kita juga akan melakukan evaluasi dalam permasalahan yang ditemui dalam kegiatan hari-hari kepada pendamping agar dapat diberikan solusi serta membahas program kerja kedepannya untuk lebih baik lagi,” tutup Syifa.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.