Top Header Ad

Makam DA Dibongkar, Ponsel Korban Diamankan Pihak Kepolisian 

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pihak kepolisian akhirnya melakukan proses autopsi kepada jenazah remaja putri DA (15) yang meninggal pada Sabtu (28/10/2023).

Proses autopsi dilaksanakan di TPU Transad RT 30 Manggar Baru, Balikpapan Timur pada Selasa (14/11/2023).

Dalam kegiatan tersebut disaksikan juga dari pihak keluarga besar DA, pantauan media di lokasi tampak orang tua DA yakni Eko ditemani sang anak sulungnya Siska menunggu proses autopsi dilaksanakan pihak Biddokes Polda Kaltim, Tim Unit Inavis Satreskrim Polresta Balikpapan, bersama Tim Dokter dari RSKD.

Pihak keluarga mengaku tidak mengetahui penyebab kematian DA. Namun, mereka mencurigai ada hal yang tidak wajar karena tubuh DA terdapat lebam-lebam dan HP-nya tiba-tiba terganti password dan wifi dimatikan.

Kakak almarhum, Siska (26), mengatakan bahwa ia hanya ingin mencari titik terang dari kejadian tersebut, makanya pihak keluarga minta agar dilakukan proses autopsi.

“Aku cuma ingin cari titik terang aja sih dari kejadian ini kan juga tiba-tiba bingung lah kita ini pihak keluarga,” ujarnya.

Siska menambahkan, bahwa polisi telah mengambil HP almarhum untuk diselidiki. Ia berharap ada petunjuk yang bisa mengungkap penyebab kematian DA.

Ia merasa bingung karena DA adalah seorang remaja yang aktif dan suka berinternetan, namun akses internet di rumahnya tiba-tiba terputus.

“Dari polisi baru aja kami kasih HP almarhum aja. Soalnya HP itu tiba-tiba terganti passwordnya, dan wifi dimatikan. Padahal dia enggak bisa hidup nggak ada internet,” katanya.

Menurut Siska, selain kondisi abnormal lebam-lebam, ada kemungkinan ada orang yang masuk ke rumah saat DA sendirian.

Hanya saja, dia meneruskan, saat itu tidak ada tetangga yang melihat kejadian tersebut.

“Kalau dari keluarga sendiri kecurigaannya ada orang masuk di rumah karena enggak ada juga keadaan sendiri di rumah. Juga waktu itu tetangga-tetangga juga mungkin tidak ada di situ. Jadi tidak tahu kejadian itu juga,” ungkapnya.

Siska mengaku belum menduga siapa orang yang mungkin terlibat dalam kematian DA.

Ia mengatakan bahwa sebelumnya DA tidak ada keluhan atau masalah dengan teman-temannya.

“Ya itu sih belum menduga siapa orang yang masuk ke rumah. Karena kita juga belum tahu soalnya kan ini tiba-tiba juga. Sebelumnya tidak ada keluhan, nggak lagi berantem sama teman,” tuturnya.

Untuk diketahui, Kasus meninggalnya DA (15) remaja putri yang  bersekolah disalah satu SMK di Kota Balikpapan pada Sabtu (28/10/2023) masih menjadi pertanyaan besar masyarakat Balikpapan.

Adanya kejanggalan dan dugaan-dugaan mulai bermunculan dikalangan masyarakat, ada yang bilang ini kasus pembunuhan, ada mal praktik dari pihak rumah sakit, bahkan dugaan bunuh diri juga muncul.

Untuk itu media Inibalikpapan.com berkesempatan mendatangi rumah korban yang berada di Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, pada Senin (6/11/2023).

Di rumah duka, media diterima hangat oleh pihak keluarga, saat itu ada ayah korban biasa dipanggil warga sekitar Pak Eko yang ditemani anak pertamanya Siska yang juga kakak dari DA.

Siska awalnya menyayangkan sejumlah pemberitaan yang muncul sebelumnya, terkait pihak keluarga yang mengatakan tidak ada membuat laporan ke pihak kepolisian terkait meninggalnya DA.

“Kami sudah berulang kali mas ke Polsek Balikpapan Timur, bahkan sudah 3 kali,” kata Siska.

Yang terbaru pada Minggu malam (5/11/2023) dirinya membuat laporan ke Polsek Balikpapan Timur, disana pihaknya sudah dimintai sejumlah keterangan oleh pihak kepolisian.

“Mereka mau dengar terkait kronologi kejadian, hingga adanya luka lebam dibagian punggung dan pada bagian lehernya DA yang dilihat oleh pihak keluarga,” aku Siska.

Sebagai kakak tertua, Siska tentunya ingin ada kejelasan terkait meninggalnya sang adik tercinta, yang dirasa mendadak dan penuh tanda tanya. Padahal sebelum meninggal DA masih sempat berbincang-bincang dengannya di siang itu.

“Aneh aja mas, dia itu gak ada sakit, kok tiba-tiba ditemukan telentang di ruang tengah rumah sudah kayak orang gak sadarkan diri,” kata Siska.

Siska menceritakan awalnya pada Sabtu (28/10/2023) sekitar pukul 16.30 Wita, Siska bersama ayahnya pergi keluar rumah menuju ke Klandasan untuk membeli sesuatu, meninggalkan DA sendirian di dalam rumah.

Sekitar pukul 18.10 Wita, Siska bersama ayah sudah tiba di rumah, keduanya sempat kaget setelah pintu utama rumah yang awalnya pada saat pergi ketutup rapat, ini malah dengan mudah dibuka.

“Ayah saya yang buka duluan pintu, katanya tidak rapat dan mudah didorong pintu sudah terbuka,” kata Siska.

Keduanya beriringan masuk ke dalam rumah, sesampainya di ruang tengah sang ayah dan Siska terkejut melihat DA sudah terlentang di lantai dengan adanya muntahan disekitarnya.

“Sempat ada muntahan tapi sudah saya bersihkan,” ujar Siska.

Setelah itu Siska berinisiatif meminta tolong kepada warga sekitar untuk membantu membawa DA ke RS Medika Utama Manggar.

“Tetangga pada datang bantuin angkat DA ke mobil, dibawa ke rumah sakit,” cerita Siska.

Dari pihak keluarga sudah bersedia, jika akan dilakukan proses autopsi untuk mengetahui terkait penyebab kematian DA.

“Kalau bicara ikhlas ya kami sudah ikhlas, cuma kami pingin tahu saja apa penyebab adik saya ini meninggal,” akunya.

Apalagi terkait pelayanan dari pihak RS Medika Utama Manggar yang diduga pihak keluarga DA terkesan lambat dan mengulur-ulur dalam penanganan pasien, hingga akhirnya DA dinyatakan meninggal pukul 22.00 Wita pada Sabtu (28/10/2023).

Siska mengaku, sekitar pukul 18.30 Wita tiba ke RS. Medika Utama Manggar dari rumah, sesampainya disana proses penanganan pasien memang dilakukan di ruang IGD.

Saat ditangani itu, Siska melihat ada sejumlah tindakan sudah dilakukan Dokter dan perawat mulai dari pemberian cairan infus. 

Sekitar pukul 20.00 Wita, tidak ada ada perkembangan berarti pada DA, pihak keluarga pun berinisiatif meminta pihak rumah sakit agar segera merujuk ke rumah sakit lainnya yang ada di Kota Balikpapan.

“Saya lihat adik gak ada perkembangan, mintalah kami agar dirujuk aja ke rumah sakit lainnya, tapi oleh pihak RS Medika Utama kami ini seolah dilarang kalau dirujuk,” kata Siska.

“Dengan alasan rumah sakit yang dituju untuk rujukan kondisinya penuh,” sambungnya.

Di rumah sakit sempat juga ada perdebatan antara pihak keluarga dengan pihak RS. Medika Utama terkait pelayanan ke DA yang minta agar segera dirujuk, namun berdebatan itu akhirnya berhenti.

Sekitar pukul 21.00 Wita, Siska melihat ada beberapa tindakan yang diambil dari pihak Dokter rumah sakit yang menangani mulai dari suntikan beberapa kali, hingga menanyakan DA mengkonsumsi makanan apa terakhir kali.

“Ya saya jelasin, waktu siang itu pukul 12.30 Wita, DA memang masih sempat makan, cuma pakai nasi, telur, kecap sama minum es,” ujar Siska.

Kondisi pada saat itu DA juga masih bisa bercanda dengan Siska, tidak ada tanda-tanda kalau DA itu sedang sakit.

Siska tahu betul watak dari DA, jika ada apa-apa mau itu sakit, permasalahan di sekolah, di lingkungan pertemanan selalu diceritakan ke dirinya.

“Jadi tidak mungkin DA tidak mau bercerita kalau ada masalah, apalagi kalau punya penyakit-penyakit yang berat, saya tahu banget anak ini manja sekali,” kenangnya.

Kembali ke proses perawatan DA, sekitar pukul 21.30 Wita, Siska mengatakan pihak rumah sakit kembali melakukan tindakan kepada DA, kali ini memasangkan selang dibagian hidung katanya untuk saluran makan. 

Dari situlah kondisi DA mulai ngedrop, dan sempat ada keluar cairan darah pada bagian hidung, yang malah dikatakan pihak perawat itu tidak apa-apa.

Selang berikutnya, Siska melihat kondisi detak jantung DA pada layar monitor mulai turun, dipanggilah pihak perawat yang bergegas melakukan proses penanganan mulai dari mengompa dada, tapi kondisinya sudah semakin melemah dan akhirnya DA pada pukul 22.00 Wita dinyatakan meninggal.

Pada Minggu (29/10/2023) sekitar pukul 04.30 wita, pihak keluarga sempat mengecek kondisi jenazah dari DA, ternyata ditemukan ada lebam-lebam pada bagian punggung dan leher seperti bekas luka cekikan.

“Kami tanyakan ke pihak rumah sakit katanya itu lebam mayat, biasa terjadi pada kondisi mayat yang meninggal,” akunya.

Dikonfirmasi ke pihak RS. Medika Utama Manggar yang diwakili Bagian Humas RS Masruri menjelaskan ke awak media, membenarkan jika pada Sabtu (28/10/2023). Pihaknya menerima pasien atas nama DA warga Manggar, setelah berada di ruang IGD penanganan juga sudah dilakukan sesuai SOP yang berlaku.

“Mohon maaf, untuk apa saja tindakan medis yang dilakukan pihak rumah sakit, kami belum bisa menyampaikan ke rekan-rekan media,” kata Masruri

Hal ini berkaitan dengan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 24 tahun 2022 tentang rekam medis, yang mana rekam medis baru bisa dipublis jika ada surat pernyataan tertulis dari pihak keluarga yang meninggal, jika pihak Rumah Sakit boleh membagikan terkait rekam medis pasien.

Kata Masruri, terkait masalah permintaan dari pihak keluarga DA agar dilakukan proses rujukan dari RS Medika Utama Manggar ke rumah sakit lainnya yang tidak dilakukan itu tidak benar.

Pihak kami sudah melakukan upaya-upaya berkomunikasi dengan rumah sakit lainnya, baik itu melalui telepon maupun sistem aplikasi rujukan,” kata Masruri

Lanjut Masruri saat pasien DA datang pukul 18.30 Wita di RS Medika, pihaknya pada pukul 19.57 Wita sudah berkomunikasi dengan RS Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) untuk merujuk pasien namun tidak ada respon, dialihkan lagi ke RS Pertamina Balikpapan (RSPB) pukul 19.59 Wita merespon tapi selang berapa jam kemudian, dicoba lagi ke RS Beriman pukul 20.15 Wita dan RS Hermina pukul 20.16 Wita dengan kondisi pasien penuh.

“Sehingga tidak benar jika kami dari pihak RS Medika Utama tidak mau merujuk pasien, hanya saja kondisi tujuan Rumah Sakit untuk rujukan dalam kondisi penuh,” akunya.

“Kami tidak mau pasien ini dirujuk tapi malah tidak ditangani dengan alasan penuh, kalau pun ada kejadian pada proses pemindahan atau rujukan pasien itu masih tanggung jawab pihak RS Medika,” jelasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.