Mantan Cleaning Service dan Tukang Sayur Buat Panti Sehat Terbaik di Kaltim
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Sejak 2018 lalu, panti Asuhan Nurul Iman jalan Indrakila, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan dikenal dengan pengelaloan pengasuhan terbaik termasuk kebersihan panti se Kalimantan Timur. Panti inipun bahkan ikut lomba nasional di Jakarta dalam hal pengelolaan managerial panti asuhan dan yayasan.
Meski di ajang nasional tidak menyabet juara karena harus bersaingan dengan yayasan dan yaim di daerah Papua, Syaiful Ishaq (47) selaku pengelola merasa bangga dan senang serta terhormat karena sempat bertemu dengan Presiden Jokowi.
Panti Asuhan yang dikelola sejak 2008 ini dan pada 2013-2014 menempati areal yang baru dengan tanah hibah namun kontur tanah cukup curam di wilayah Indrakila, Kampung Timur.
Memiliki suasana yang masih asri, cukup hijau dengan bangunan tiga lantai yang dibangun bersama sejumlah kawan arsitek Balikpapan ini betul-betul memperhatikan sirkulasi udara dan matahari. Panti yang dibangun memakan anggaran Rp6 miliar dengan donasi dari masyarakat.
Konsep panti sehat, memberdayakan alam lingkungan sekitar dan konsep bangun yang mengandalkan siklus udara ini menjadikan panti asuhan sehat ini diakui sebagai yang terbaik di Kaltim.
Ditangan Syaiful yang hanya mantan Cleaning Service di Pertamina dan juga penjual sayur ini juga menyabet predikat sebagai yatim piatu sehat se Kalimantan Timur. Bahkan panti ini menjadi rujukan bagi pihak lainya termasuk dinas sosial setempat bagaiamana sesungguhnya mengelola panti yang baik dan benar serta sehat.
Sebelum ada corono, lokasi yatim piatu Nurul Iman yang nemempati areal 900 meter ini sudah menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Apalagi sesudah ada corono.
“ Kita nyiapkan cuci tangan sudah lama sebelum ada corono hanya sekarang ditambahkan sabun cuci didepan kantor untuk anak-anak panti,” tutur Syaiful lelaki yang mengelola panti asuhan bersama istri sejak 2008 silam.
Pihaknya juga memberikan pemahaman mengenai virus covid-19 kepada anak-anak yatim piatu berdasarkan ilmu yang diperolah dari media termasuk menjaga kesehatan dengan tetap berolahraga.
“Kayak cuci tangan, apa segalanya. Kalau dibawah jam 10 mereka olahraga dan aktivitas lainya. Tapi dasarnya anak-anak ini karena disini panti sehat ya harus aktif ngak boleh mendekam di kamar terus. Olahraga itu minggu senam, bisa juga lari,” katanya.
Sementara dari sisi agama, selain salat lima waktu, anak-anak yatim dari usia 7- 19 tahun ini yang berjumlah 65 anak yakni 30 laki-laki dan 35 perempuan. Mereka ini memiliki hampir semunya kemampaun sebagai tahfiz quran. Dari hapal 5 juz hingga tuntas menghapal 30 juz.
Mereka ini mayoritas berasal dari warga Balikpapan yang memiliki masalah rumah tangga (broken home) namun adanya juga bapak ibu meninggal.
“Baca Quran juga sebagai terapi.disini ada anak dari kelas 2 SD nggak bisa kalau dia ulangan pilihan ganda jawaban awal A makanya semuanya A. kalau esai yang dicoret-coret aja,” katanya.
Menghadapi anak seperti ini dia menemui spikiater dan anak seperti ini harus dipaksa waluapun harus menangis. “sembuhnya pas kelas V SD ya dipaksa, dengan quran di tuntun dilatih, ditalqin. Dia nyambung-nyambung aja terus kita perdengarkan al Quran itu lalu kita paksa baca sampai nangis,” bebernya.
“Sekarang anak ini sudah besar SMA. Waktu 2017 lalu masih SMP kelas 2 dia lomba presentasi di internal kita dia juara satu kalah yang sudah SMA. Presentasi soal lingkungan dan kebersihan di sekitar yayasan. Juri dari luar teman-teman saya menilai dia bagus presentasinya. Kalah kalau anak-anak SMA umum,” katanya.
Rumah Panti Yatim Piatu Nurul Iman yang memilii 15 orang pengasuh ini selain menangani anak yang sudah tidak memiliki ibu bapak juga menangani anak-anak dengan permasalah sosial. Di tempat ini, juga pernah menangani kasus anak yang suka buang hajat sembarang dan bermain dengan kotoronnya sendiri. “Ini kita sembuhkan seminggu tidak main itu lagi. Kita paksa kita bambu sampai nangis-nangis sampai dia jera dan kapok. Berikutnya dia tidak lagi melakukan itu,” ujarnya.
Kasus lain yang ditangani yakni gizi buruk dan Epilepsi yang dialami anak yatim piatu perempuan berinisial R. R berusia 24 tahun sudah tinggal 9 bulan di Nurul Iman.
“Dulu sebelum di bawa kepanti dia mengalami epilepsy bisa seminggu dua minggu. Badan kaku kalau kumat, nggak bisa ngomong, kamar kotor dan bau karena buang air kecil dan besar disitu,”ungkapnya.
Sekarang R badannya tidak lagi kurus, sudah berisi, mampu berjalan, bisa berkomunikasi bahkan bernyanyi.
“Begitu disini sekarang kita ajarkan dia harus bisa dengan lain. Alhamdulillah sekarang kamar bersih dibantu temant-teman. Udah bersih dia, dah bisa ngobrol dan bisa nyanyi sendiri,” cerita Syaiful sambil menyebutkan yatim piatu R sejak Februari 2020 juga telah meninggal dunia bapaknya.
Ati ibu RT 23 Kelurahan Karang Jati, Balikpapan Tengah yang sempat ikut merawat R yang merupakan tetangga sebelah rumahnya. Ati mengakui sudah banyak perubahan yang dihadapinya R. “Dulu yang seperti itu mas kondisinya kasian. Sekarang Alhamdulillah. Kita sebulan sekali menengok dia di panti,” tutur Ati.
Kondisi gadis yatim piatu yang memiliki penyakit epilespi dan gizi buruk ini, membuat para tetangga juga ikut prihatin. “Saya bersama tetangga patungan tiap bulan untuk kirimi dia ya semacam untuk beli keperluan dia disana,” kata Ati.
Kembali ke panti asuhan Nurul Iman, selain memberikan pengajaran islam, kebersihan juga mengajarkan disipilin. Menurutnya waktu adalah hal yang penting karena itu disiplin waktu selalu dilekatkan kepada anak-anak.
“Disini kalau nonton tv kumpul di aula kecil yang terbuka ini. Jam 3 sore mereka biasa otomatis tanpa disuruh mandi untuk persiapan salat Asar,” tutur Syaiful.
Pihaknya memberikan penanganan dan perawatan anak-anak secara penuh dari mulai makanan minum, snack sore, kesehatan dan pendidikannya. Untuk pendidikan umum, Nurul Iman berkerjasama dengan Disdik kota melaui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang diadakan dipanti pukul 08.00-12,00. Sedangkan gizi makanan disiapkan makanan bergizi. Ikan dan buah-buahan serta sayuran mejadi menu utama.
“Kalau bantuan dari luar spontanitas banyakan ayam. kalau kita didalam ngimbangi terus makan sehari 3 kali, ada buah, anak snack sore,” tuturnya.
Donasi dari masyarakat dan perusahaan merupakan tulang punggung berjalannya operasinal Nurul Iman. Sedangkan bantuan pemkot Balikpapan hanya 2008 itu saja,untu provinsi ada bantuan sejak 2019 hanya Rp1 juta pertahun per anak.
“Tahun lalu dapat 35 anak, tahun ini belum tau. Selama ada covid ungkap Syaiful belum ada undangan buka puasa bersama karena larangan berkumpul.
“Kalau bantu ada saja. Biasanya kalau puasa ada buku buka puasa itu penuh undangan tapi sekarang nggak ada. Biasanya anak-anak dapat makanan, sirup, uang lebaran dari undangan itu,” ungkapnya.
Selain pemenuhan kebutuhan makan minum, anak-anak juga diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan diri berdasarkan minat seperti bengkel las, pertanian, beternak. Syaiful bercita-cita memiliki workshop mesin jahit untuk laki-laki dan perempuan, workshop ngelas untuk laki-laki. Rencananya akan ada anak-anak yang dikirim ikut pelatihan di Balai latihan Kerja (BLK) Sepinggan, Balikpapan.
“Itu cita-cita pingin buat workshop kan ada gudang kecil itu. Sama buat pemeliharaan ikan, kambing, bebek. Angsa dan ayam. Cuma lahanya nggak ada lagi kita rintis bebek, ayam dan kelinci,” tutupnya.
BACA JUGA