Mantan Menkumham Yasonna Laoly Dicecar Penyidik KPK Soal Pergerakan Harun Masiku

mantan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly / Kemenkumham

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Mantan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly, mengaku mendapat sejumlah pertanyaan terkait pergerakan buronan KPK, Harun Masiku.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP itu usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Rabu 18 Desember 2024

“Yang kedua (ditanya) ya, adalah kapasitas saya sebagai menteri, saya menyerahkan tentang perlintasan Harun Masiku,” kata Yasonna dilansir suara.com jaringan inibalikpapan.

Sebagai mantan menteri yang juga membidangi masalah imigrasi, Yasonna menyatakan bahwa penyidik KPK memfokuskan pertanyaan pada pergerakan Harun Masiku, baik saat keluar maupun masuk ke Indonesia. Namun, ia menegaskan tidak ada pertanyaan spesifik mengenai keberadaan Harun Masiku saat ini.

“Tidak, tidak ada (pertanyaan soal keberadaan Harun Masiku),” ujarnya

Tidak Tahu Keberadaan Harun Masiku

Yasonna Laoly mengeklaim tidak tahu keberadaan buronan Harun Masiku yang kini masih belum terendus oleh KPK. Dia menuturkan, informasi yang didapatkannya hanya saat Harun ke Singapura pada 6 Januari 2020 dan kembali ke Indonesia pada keesokan harinya, 7 Januari 2020.

“Kan itu dia masuk tanggal 6 keluar tanggal 7, dan baru belakangan keluar pencekalan. Itu saja, enggak ada (info lain soal keberadaan Harun Masiku),” kata Yasonna

Yasonna diperiksa KPK selama kurang lebih tujuh jam sebagai saksi dalam kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI yang melibatkan Harun Masiku sebagai tersangka.

Harun Masiku Masih Jadi Buronan KPK

Harun Masiku, yang merupakan mantan politikus PDIP, telah menjadi buronan sejak 2020. Kasus ini bermula dari dugaan suap dalam PAW anggota DPR RI. Hingga kini, keberadaan Harun Masiku masih menjadi misteri, meskipun KPK terus berupaya mencari dan menangkapnya.

Pemeriksaan Yasonna Laoly menjadi salah satu langkah KPK dalam mengungkap pergerakan Harun Masiku, termasuk saat ia diduga meninggalkan Indonesia.