Masih Impor Bahan Baku Jadi Masalah Utama Industri Kecil Menengah

Dirjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih saat membuka Rapat Koordinasi Pengarahan Pengendalian Pengelolaan DIPA Tahun Anggaran 2019 di Kota Balikpapan

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah mengakui, hingga kini masalah bahan baku, akses permodalan hingga SDM masih menjadi kendala berkembangnya dan tumbuh positif Industri Kecil Mengenah (IKM).

Hal itu disampaikan Dirjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih saat membuka Rapat Koordinasi Pengarahan Pengendalian Pengelolaan DIPA Tahun Anggaran 2019 di Kota Balikpapan.

Bahan baku untuk IKM memang masih mengandalkan impor. Begitupun akses permodalan masih di fasilitasi pemerintah. Sedangkan SDM, masih belum kompeten, khususnya menyangkut penggunaan tekhnologi.

“Masalah utamanya IKM ini kan sekarang bahan baku. Akses sumber pendanaan juga harus kita fasilitasi terus melalui, melalui KUR, kedepan akan melakukan melalui financial tekhnologi, modal banyak sekali,” ujarnya.

Meski begitu kata Gati,  IKM juga sebenarnya telah mensupport ke industri besar melalui proragm link and macth. Salah satunya ke Panasonic  untuk komponen pompa air. Termasuk ke PT. KAI.

“Support IKM ke industri besar lumayan stelah kita lakukan proragm link and macth yang, tadi yang namanya Panasonic bikin pompannya komponan dari pompa airnya dari IKM. Kemudian rem komposit dari PT. KAI,” ujarnya

Dia mengungkapkan, pemerintah menyiapkan tahun ini sebesar Rp 504 miliar. Anggaran tersebut, disalurkan ke kabupaten dan kota untuk mendukung infrastruktur Industri Keci Menengah.

“DAK (dana alokasi khusus) dan dekonsentrasi totalnya tahun ini Rp 504 miliar disalurkan ke kabupaten kota untuk infrastruktur IKM. Kalau yang dekonsentrasi Rp 70 miliar, itu untuk capacity building tingkat provinsi,” ujarnya.

Sementara menyangkut SDM, karena kini memasuki revolusi industri 4.0 menyangkut msalah tekhnologi sehingga dibutuhkan SDM yang kompeten. Sehingga kedepan diperlukan sertifikasi SDM.  

“Revolusi indusitri 4.0 itu masalah tekhnologi, ini kan yang menggerakan tekhnologi saiapa, tekhnologi tinggi juga kalau gak ada manusianya , kalau manusianya tidak kompoten,” ujarnya   

“Makanya sertifikasi kedepannya diperlukan sekali. Oleh karena itu Perindustrian punya program vokasi, itu program vokasi ini bener-bener menyiapkan SDM, supaya jadi kompoten,”

Dia menambahkan, pemerintah juga kini lagi mengalakkan startup karena dianggap mememiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian khususnya menciptakan lapangan kerja.

“Karena start up ini kan memang kexepannya memegang peranan penting, karena mereka dapat menarik atau meningkatkan perekonomian secara dratis, seperti kita kan sudah punya elemen unicorn,” ujarnya.

“Ada empat unicorn yang kita miliki, dengan start up kita fasilitasi terus, kemudian mereka nanti bisa jadi unicorn lainnya itu kan bagus sekali. Dulu yang namanya Gojek berapa puluh juta orang yang mendapat pekerjaan dari system bisnis seperti itu. Mulanya dari apa? startup mereka,”

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.