Masjid Agung At Taqwa Pilih Gunakan Plastik Ramah Lingkungan Untuk Kantong Daging Kurban

BALIKPAPAN, INIBalikpapan.com — Panitia Kurban 1440 Hijriyah Masjid Agung At Taqwa masih kesulitan menggunakan wadah lain seperti besek untuk kantong daging kurban.

Masjid At Taqwa masih menggunakan plastic ramah lingkungan dengan harga sekitar Rp1000-Rp1250 perlembar. Sedangkan besek selain sulit dicari mahal harganya juga mahal antara Rp5000-7000 per besek.

Penggunaan kantong non plastic guna mendukung Perda nomor 8 tahun 2018 tentang larangan penggunaan kantong plastik di Kota Balikpapan.

Aturan soal ini juga dikeluarkan kembali dalam bentuk edaran kepada masjid dan panitia pemotongan hewan kurban 2019 agar menghindari plastic sebagai wadah daging kurban.

Ketua Panitia Kurban Masjid Agung Ataqwa Slamet DJ mengakui kesulitan memenuhi surat edaran itu.

Lanjut Slamet, sulitnya menemukan besek serta mahalnya harga besek menjadi kendala untuk menerapkan himbauan Wali Kota tersebut. Sehingga pihaknya hanya mampu menggunakan kantong plastik yang ramah lingkungan saja.

“Kan susah cari besek itu di Balikpapan. Kalo di Jawa mungkin banyak. Ini aja kita gunakan plastik ramah lingkungan harganya lumayan per lembarnya,” tandas Slamet disela-sela pemotongan 14 ekor sapi dan 10 ekor kambing yang dipotong di masjid At Taqwa .

Menurutnya plastik ramah lingkungan jadi pilihan Masjid Agung Ataqwa saat membagikan daging kurban.

“Kita memang masih menggunakan plastik. Tapi tidak 100 persen plastik yang biasa, 50 persennya kita gunakan yang ramah lingkungan,” terangnya.

Masjid Agung ini akan membungkus sekitar 1200 lebih daging kurban yang dibagikan kepada mereka yang berhak. JIka menggunakan besek maka panitia harus menyiapkan Rp 6,3 juta untuk membeli anyaman bambu tersebut.

Meski demikian, pihaknya menargetkan pada tahun depan, Masjid Agung Ataqwa akan lebih mencari alternative menggunakan wadah selain plastik.

“Insyallahlah tahun depan kita coba cari altefnatif penggantinya. Ini kan himbauan juga baru. Jadi mohon dimakluminlah ya,” tukasnya.