Mata Uang Iran Melemah Ke Titik Terendah Sepanjang Sejarah
TEHERAN, inibalikpapan.com — Mata uang Iran, Rial, anjlok ke titik terendah sepanjang sejarah, Rabu (6/11/2024) saat Donald Trump hampir pasti menangkan pemilihan presiden (pilpres) AS.
Iran bakal hadapi tantangan baru karena masih ‘terjebak’ dalam perang yang berkecamuk di Timur Tengah.
Rial diperdagangkan pada 703.000 rial terhadap dolar, kata para pedagang di Teheran meski nilai tukar masih dapat berubah.
Bank Sentral Iran dapat membanjiri pasar dengan lebih banyak mata uang keras (hard currency) sebagai upaya meningkatkan nilai tukar, seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu.
Penurunan ini terjadi saat mata uang Iran ini sudah menghadapi masalah besar akibat penurunan tajam nilainya.
Pada tahun 2015, nilai tukar rial adalah 32.000 untuk $1. Saat itu adalah kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar,
Pada tanggal 30 Juli, ketika pelantikan Presiden reformis Iran Masoud Pezeshkian dan memulai masa jabatannya, nilai tukarnya adalah 584.000 untuk $1.
Trump menarik Amerika dari perjanjian tersebut pada tahun 2018 secara sepihak. Sejak itu, ketegangan antara negara-negara dalam perjanjian itu berlangsung selama bertahun-tahun hingga saat ini.
Ekonomi Iran telah berjuang selama bertahun-tahun di bawah sanksi internasional yang melumpuhkan. Hal ini merupakan akiibat pesatnya program nuklir Iran.
Bahkan saat ini Iran memperkaya uranium pada tingkat yang hampir setara dengan senjata.
Pezeshkian, yang terpilih setelah kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden garis keras Ebrahim Raisi pada bulan Mei, berkuasa dengan janji untuk mencapai kesepakatan guna meringankan sanksi Barat.
Pemerintah Bantah Pengaruh Pilpres AS Dengan Perekonomian Iran
Namun, pemerintah Iran selama telah berusaha mengecilkan dampak pilpres AS, siapa pun yang menang, dengan nilai mata uang Iran.
Sikap itu berlanjut pada hari Rabu dengan komentar singkat dari Fatemeh Mohajerani, juru bicara pemerintahan Pezeshkian.
“Pemilihan presiden AS tidak ada hubungannya secara khusus dengan kami,” katanya. “Kebijakan utama Amerika dan Iran telah pasti. Tidak akan banyak berubah karena orang-orang menggantikan yang lain. Kami telah membuat persiapan yang diperlukan sebelumnya.”
Namun, ketegangan tetap tinggi antara kedua negara, 45 tahun setelah pengambilalihan Kedutaan Besar AS tahun 1979 dan krisis penyanderaan selama 444 hari setelahnya.
BACA JUGA