Top Header Ad

Mengenal Batik Shaho Balikpapan, Miliki Tiga Teknik Membatik

Membuat Batik Shaho Balikpapan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Batik Shaho namanya, lokasi ini terletak di Jln. LKMD Km. 03 atau lebih tepatnya berada di belakang Kampus Universitas Tri Darma Balikpapan, RT 5, No 4 Kelurahan Batu Ampar.

Mengunjungi Batik Shaho, selain karena bisa menghilangkan penat sembari belajar mengetahui asal muasal identitas bangsa.

Menariknya, nama Shaho bukan sembarang asal memberikan nama, melainkan nama Shaho diambil dari singkatan nama depan seluruh anggota keluarga yang terdiri dari Supartono (Ayah), Haryati (Ibu), Ardi, Hendri dan Oki.

Mulanya Shaho merupakan usaha sablon seragam sekolah. Berbincang langsung dengan sang owner Supartono, ia bersama keluarga mengaku berkecimpung dengan batik sejak tahun 1996.

“Kami mulai menekuni batik sejak tahun 1996 hingga sekarang ini,” ucap pria yang karib disapa Tono.

Bekalnya dalam membatik ia peroleh dari suatu pelatihan yang diselenggarakan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Balikpapan.

Saat berkunjung ke sana, Anda bisa mempelajari tiga jenis batik secara langsung, yakni batik tulis, batik cap dan batik printing.

“Kita ada jenis batik cap, printing dan batik tulis. Namun yang paling sering dikenal orang ya batik printing dan batik cap,” tuturnya.

Tak hanya jenis batik cap saja, melainkan batik printing juga ia produksi setiap harinya 150 hingga 200 meter. “Kalau batik tulis relatif lama produksinya, karena waktu untuk menggambar saja tidak cukup waktu sehari,”ucapnya.

Bagi Anda yang tertarik untuk membeli kain dari Batik Shaho, untuk satu kain per meternya dijual dengan harga Rp 40 ribu hingga Rp 80 ribu, kembali lagi tergantung bahan yang digunakan.

Supartono mengatakan salah satu ciri yang dipertahankan adalah motif ukiran khas Kalimantan. Motif tersebut cenderung spiral, melengkung, lingkaran dan patung manusia. Bentuk melengkung itu sendiri sebenarnya terinspirasi dari liukan akar atau ranting pohon.

“Biasanya ada di corak-corak Dayak,” tutur Tono.

Motif lainnya yang baru dikembangkan adalah motif batik Balikpapan.

Selain hasilnya yang menarik hati, hal yang juga tak kalah menarik adalah cara pembuatan Batik Shaho itu sendiri. Proses pembuatannya ternyata tak semudah yang dibayangkan, melainkan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan.

“Yang pertama desain motif, klowong atau pelekatan lilin, proses pewarnaan pertama, kemudian fiksasi pertama dengan memberikan cairan agar warna tidak luntur,”ucapnya.

Batik Shaho kendati sudah dikenal oleh masyarakat luas, namun Batik Shaho cuma bisa didapat di tempat pembuatannya yakni di Batu Ampar atau di pameran-pameran yang sedang diikuti.

Selain pakaian yang diproduksi, Shaho juga memproduksi, taplak, sprei, sarung bantal, bahkan sapu tangan. Tak hanya itu, Shaho juga menjadi tempat edukasi bagi masyarakat untuk lebih mengenal batik.

“Dulu sebelum pandemi ada saja sekolah-sekolah berkunjung untuk belajar membatik. Kita juga ada mockup batik cap gambar pesawat, pohon, buah. Ya karena kadang anak-anak TK juga belajar di sini,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.