Menlu Korea Utara Kunjungi Rusia, Perang Meluas?
MOSKOW, inibalikpapan.com – Menteri luar negeri (menlu) Korea Utara (Korut) Choe Sun Hui tiba di Rusia pada Selasa (29/10/2024) untuk melakukan pembicaraan khusus.
Hal ini tentu menimbulkan banyak spekulasi tentang peniingkatan eskalasi perang Rusia-Ukraina dan Korea Selatan – Korea Utara.
Pasalnya, NATO dan Korea Selatan menyatakan kekhawatiran bahwa pasukan Korut akan segera bergabung di pihak Moskow.
NATO telah konfirmasi pada hari Senin, 28 Oktober 2024 bahwa ribuan pasukan Korut bergerak menuju garis depan.
Perkembangan ini telah membuat Kyiv khawatir. Pihaknya mengatakan sanksi tidak akan cukup dan menyerukan lebih banyak senjata dan rencana internasional untuk menahan pasukan Korea Utara.
Korea Selatan (Korsel) mengutuk pengerahan pasukan tersebut. Para pejabat di Seoul khawatir tentang apa yang Rusia mungkin tawarkan kepada Pyongyang sebagai balasannya.
Korsel secara teknis masih berperang dengan Korea Utara yang bersenjata nuklir beberapa dekade setelah Perang Korea 1950-1953
Menteri Luar Negeri Korut Choe Son Hui tiba di Rusia pada hari Selasa dalam perjalanannya ke Moskow, kata media pemerintah Rusia.
Kantor berita pemerintah Rusia tidak memberitakan Choe akan bertemu dengan siapa saat kunjungan keduanya dalam enam minggu ke Moskow tersebut.
Kremlin mengatakan Putin tidak punya rencana untuk menemuinya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berbicara dengan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol pada hari Selasa. Ia katakan tindakan Korut membawa perang ke fase yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kesimpulannya jelas – perang ini menjadi internasional, meluas melampaui dua negara,” kata Zelenskiy di X.
Yoon memberi tahu Zelenskiy bahwa Korut menerima bantuan dari Rusia dan mampu memperoleh pengalaman dan pengetahuan militer dari keterlibatannya dalam perang.
Apabila benar, maka akan menimbulkan ancaman besar bagi keamanan Korea Selatan, menurut pernyataan dari kantor kepresidenan Korea Selatan.
Korsel mengatakan mungkin akan mulai memasok senjata ke Ukraina jika pasukan Korea Utara bergabung dalam perang Rusia.
Pentagon juga mengatakan pada Senin bahwa tidak ada memberlakukan batasan baru pada penggunaan senjata AS oleh Ukraina jika Korea Utara memasuki pertempuran.
Pengerahan Tentara Korea Utara ke Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak membantah keberadaan pasukan Korea Utara di negaranya.
Pentagon memperkirakan 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Rusia timur untuk pelatihan, naik dari perkiraan 3.000 tentara Rabu lalu.
Militer di Rusia berusaha mengajarkan terminologi militer kepada tentara Korea Utara, kata anggota parlemen Korea Selatan yang dapat pengarahan badan mata-mata negara itu.
Moskow juga terus memberikan dukungan teknis bagi upaya Korea Utara untuk mengerahkan armada satelit mata-mata, kata anggota parlemen tersebut.
Selama berbulan-bulan Korea Utara telah menyediakan rudal balistik jarak pendek, peluru artileri, dan senjata lainnya kepada Rusia, menurut pejabat intelijen di Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Ukraina.
Putin mengatakan bahwa sudah menjadi urusan Rusia bagaimana menerapkan perjanjian kemitraan yang ia tanda tangani dengan presiden Korut Kim Jong Un pada bulan Juni.
Kedua negara sepakat untuk saling mendukung jika salah satu dari mereka diserang.
Korea Selatan belum mengubah pendiriannya terhadap penyediaan senjata secara terbuka kepada Ukraina.
Tetapi Seoul mempercepat rencana untuk berbagi intelijen dengan NATO dan mengirim delegasi senior untuk memberi pengarahan kepada pejabat di Brussels dan Kyiv.
BACA JUGA