Metode Pyrolisis, Mahasiswa HMI dan Kahmi Ubah Sampah Plastik Jadi Minyak

Fahrizal dari Alumni HMI bersama tim dan reaktor thermalnya.

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sampah plastik atau botol plastik yang sudah tidak terpakai, ternyata bisa menghasilkan bahan bakar melalui mekanisme Pyrolisis.

Pyirolisis adalah teknik pemanasan tanpa oksigen.Pemanasan 360 derajat ini akan menghasilkan gas.

Kreativitas ini ditampilkan oleh HMI dan  Kahmi Balikpapan. Mereka menampilkan kemampuannya alat pengurai sampah plastik menjadi sesuatu yang berguna yakni baha bakar.

Proses Pyirolisis I : Cara kerja adalah sampah plastik dimasukan dalam reaktor. Bagian atas reaktor tepat ditengahnya terdapat saluran pipa dengan dua jalur pipa berbeda. Pipa pertama dihubungkan dengan dua wadah berisi air. Begitupula dengan kedua dihubungkan satu wadah berisi air.

Pyirolisis II : Reaktor dipanaskan dengan suhu tinggi, maka akan muncul gelombung-gelumbungdari dalam air pendingin. Disini terjadi proses inti yakni sublimasi gas plastik berubah menjadi fase cair. Cairan inilah yang nantinya dimanfaatkan.

Pyirolisis III: dari gelombang tersebut setelah dipanaskan diserap oleh air pendingin, maka gelembung akan pecah selapis demi selapis. Pecahan gelembung tersebut menjadi minyak.

“Pyirolisis ini pemisahan dengan menggunakan reaktor termal /panas. Teknik pemanasan 360 derajat tanpa oksigen ini akan menghasil gas. Gas ini disalurkan ke water tab. Nanti muncul gelembung-gelembung dan berubah menjadi lapisan-lapisan minyak yang berada dibagian atas air,” terang Fahrizal kordinator pembuat alat Pyirolisis dari Alumni HMI saat peresmian rumah pemilahan sampah pada hari peduli sampah nasional (21/2/2016).

Fahrizal mengungkapkan dalam proses maksimal 1 kg plastik dapat menghasilkan 0,7-,09 liter minyak bakar.

“Kita tidak bisa bilang ini bensin atau diesel tapi dia punya nilai ada antara bensin dan diesel. Kalau dipakai mesin diesel itu bisa, atau motor 2 tak itu bisa,” terangnya.

Tabung reaktor yang dibuat itu memiliki kapasitas 10 kg dengan menghasilkan minyak 7-8liter.

“Hasil ini sudah uji coba skala kecil untuk motor 2 tak tapi harus campur oli samping. Untuk uji kadar bahan bakar belum. Itu bisa juga dilakukan di Sucofindo. Tapi belum biayanya sekitar Rp4 juta kita nggak ada bugjet,”tambahnya.

Dalam merancang alat ini dibutuhkan waktu dua bulan dengan modal Rp2 juta. Merancang alat ini, melibatkan 10 anak-anak muda dan mahasiswa Poltekba jurusan teknik ini. Mereka sempat melakukan presentasi alat tersebut kepada walikota.

 

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.