Motif Persoalan Burung Diragukan Keluarga Korban, Kasus Pembunuhan Sadis di Amborawang

TENGGARONG, Inibalikpapan.com – Kasus pembunuhan terhadap AM gadis berusia 14 tahun yang terjadi di daerah RT 9 Amborawang, Kabupten Kutai Kartanegara hingga saat ini masih menjadi misterius. Meski diduga pelaku Sarip Arman sudah diamankan petugas, namun untuk motifnya masih di dalami. 

Dari pengakuan pelaku motif pembunuhan hanya masalah soal burung. Untuk memastikan kebenarannya awak media mencoba mengkonfirmasi langsung ke orang tua korban.

Saat media berkunjung ke rumah korban AM,  tampak orang tua korban AM masih nampak syok dan trauma sehingga belum bisa memberikan keterangan, hanya saja keduanya telah memberikan amanah kepada keluarga untuk menyampaikan permasalahnnya mewakili pihak keluarga korban AM. 

Nurudin Paman Korban AM bercerita awak mula permasalahan dan menyangkal jika motif pembunuhan itu hanya masalah persoalan burung apalagi soal gadai menggadai, kata Nurudin memang betul orang tua korban AM ini membeli burung jalak yang di jual pelaku, karena pada saat itu pelaku lagi butuh uang dan bukan digadai tapi diperjual belikan. 

“Posisinya ini di beli mas, bukan di gadai, setelah itu burung jalak yang sudah dibeli dijuallah ke orang lain, toh awalnya karena ini sudah dibeli sama pelaku, sehingga haknya orang tua korban kalau burung itu mau dijual lagi,” ujar Nurudin kepada media, Jumat (25/2/2022).

Entah kenapa pelaku ini mau minta kembali burungnya yang dijual pada orang tua korban, karena tidak mau ada masalah orang tua korban pun mencoba membeli kembali burung jalak yang sudah dijualnya ke orang lain, dan itu syukurnya mau. 

“Setelah itu dibalikanlah burung itu ke pelaku, nah sampai disitu permasalahan sudah dianggap tuntas, toh kejadian jual beli itu sudah berlangsung tujuh bulan lalu,” imbuhnya. 

Kata Nurudin, selama ini keluarga korban tidak pernah ada malasalah sama warga sekitar, apalagi dengan pelaku, bahkan pelaku sudah dianggap seperti saudara sendiri, kadang makan dan ngopi di rumah korban. 

“Pelaku sama keluarga korban sudah dianggap seperti saudara sendiri karena hari-hari ada disini, kok tega ngelakuin itu,” akunya. 

“Bahkan pas kejadian Minggu (20/2/2022) siang pelaku masih sempat minum-minum kopi sama keluarga korban,” sambung Nurudin. 

Kejadian tersebut bermula Minggu (20/2/2022) saat itu korban AM disuruh orang tuanya untuk membeli telur di warung yang tidak jauh dari rumahnya. Namun setelah itu ditunggu-tunggu sampai sore kok gak balik-balik ke rumah, orang tua AM pun panik anaknya gak pulang-pulang beli telur, oleh karena itu orang tua korban berinisiatif mendatangi satu satu rumah keluarga dan tetangga siapa tahu AM itu mampir ke situ atau lagi main disana. 


“Dicari-cari dan ditanya kok gak ada yang tahu, termasuk ke pelaku juga ditanyain tapi gak tahu juga keberadaan AM,” kata Nurudin. 


Oleh pihak keluarga dan dibantu masyarakat mulailah dilakukan proses pencarian hingga Senin (21/2/2022) sesampaikan di dekat TKP, saat itu pelaku juga ikut membantu mencari tapi dilihat warga gerak geriknya mencurigakan.


“Nah di TKP itu seperti ada bekas galian  tanah yang ada airnya, disitu posisi pelaku membantu menguras air tapi dilihat warga lain kayak gak niat mau bantuinnya,” kata Nurudin. 


Kecurigaan semakin menguat saat Pelaku kemudian kembali menunjukkan gelagat untuk mengecoh.

“Bahkan saat ditanya ngapain di lokasi itu. Pelaku justru beralasan ingin buang air besar. Padahal, rumahnya hanya sekitar 60 meter dari lokasi,” tambahnya.

Petugas pun mendatangi tempat pelaku berdiri, dan selanjutnya melakukan penggalian. Di titik tepat pelaku berdiri tersebut petugas menemukan jasad korban. 

“Disitu emosi spontan masyarakat muncul, pelaku pun jadi bulan-bulan dipukulin sampai akhirnya dilerai warga lainnya,” ujar Ketua RT 9 Ambarawang, La Ega.


Oleh La Ega, pelaku diamankan ke rumahnya agar menghindari amukan warga yang lebih beringas, sambil pihaknya berkomunikasi dengan Bhabinkamtibmas dan Polsek setempat. 


“Saya amankan dan sempat juga saya tanyai, apa betul kamu yang bunuh AM, pelaku jawab iya dan setelah dibunuh sempat diperkosa juga,” kata La Ega. 


Sosok arip Arman pelaku pembunuhan dan pemerkosaan terhadap AM (14) di mata tetangga dan masyarakat dikenal sebagai sosok yang baik dan tidak ada permasalahan dengan siapapun, termasuk dengan pihak keluarga korban.

“Sebenarnya tidak ada masalah, bagus saja. Dia suka ikut bantu warga membangun sarang burung, membakar batu bata dan lainnya,” kata  La Ega.

Dia menerangkan, pelaku merupakan warga setempat, orangtuanya merupakan orang asli Amborawang yang pindah ke Balikpapan. “Itu domisili sementara KTP-nya Balikpapan. Orangtuanya dulu asli sini. Jadi statusnya pindah ke Balikpapan. Di sini sudah lama, termasuk sarang burung dia yang jagain,” terangnya.

“Pelaku sudah tidak mempunyai istri dan tinggal di rumahnya hanya seorang diri sambil menunggu rumah walet milik orangtuanya,” tutupnya. 

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.