Muhaimin : Balikpapan Masih Kurang Guru Agama Katolik dan Protestan
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Tak bisa dipungkiri saat ini tenaga pendidik di Kota Balikpapan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih kurang, untuk mengantisipasinya dengan merekrut penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Salah satu tenaga pendidik yang masih kurang yakni pada sektor tformasi guru Agama Katolik dan Agama Kristen Protestan di Kota Balikpapan.
Kepala Disdikbud Kota Balikpapan, Muhaimin mengatakan, keterbatasan dan kekurangan guru Agama Katolik di Kota Balikpapan berimbas pada pembelajaran anak didik. Hal itu terjadi di Kota Balikpapan sehingga sering digabungkan dengan kelas yang lain.
“Kita masih kekurangan guru agama katolik dan protestan, idealnya jika murid ada 15 maka harus ada kelas sendiri,” ujar Muhaimin saat dikonfirmasi kepada media, Minggu (14/11/2021).
Dia menuturkan, karena kekurangan guru Agama Katolik maka terkadang guru mata pelajaran lain yang beragama Katolik merangkap sebagai pendidik Agama Kristen Protestan.
“Sehingga Forum Umat Katolik bersama MGMP Guru Agama Katolik Balikpapan ke DPRD mempertanyakan informasi penerimaan ASN PPPK tahun 2022 nanti,” jelasnya.
Di penerimaan PPPK tahun 2021 tidak ada rekrutmen formasi untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) guru Agama Kristen Protestan dan Agama Katolik.
Dirinya menambahkan, sebelumnya pihaknya telah melakukan audiens sehingga berdasarkan data yang disampaikan tahun ini telah diusulkan formasi PPPK untuk guru Agama Katolik dan Agama Kristen Protestan sebanyak 23 orang meliputi SD 13 orang dan SMP 10 orang.
“Mudah-mudahan tidak berkurang pada saat nanti pembahasan antara KemenPAN-RB, Kemendagri, Kemendikbud,” tuturnya.
Muhaimin menambahkan, saat ini di Balikpapan guru SD masih kurang 300 orang. Kemudian guru SMP masih butuh 80 orang. Di lain sisi, upah guru honorer tertinggi di Balikpapan berkisar Rp 2,7 juta hingga Rp 3 juta.
“Sedangkan jika ingin menjadi ASN, para lulusan baru ini harus menunggu rekrutmen CPNS,” akunya.
Makanya Muhaimin berharap perusahaan-perusahaan di Balikpapan berkontribusi terhadap bidang pendidikan melalui program corporate social responsbility (CSR).
“Misalnya satu perusahaan membantu dua guru. Digaji UMK oleh perusahaan,” pungkas Muhaimin.
BACA JUGA