Top Header Ad

Muhaimin : Kasus Melandai, PTM Terbatas di Balikpapan Bisa 50 Persen

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan masih melakukan evaluasi terkait rencana Pembejaran Tatap Muka (PTM).

Kepala Disdikbud Kota Balikpapan, Muhaimin mengatakan, hingga saat ini di Balikpapan masih menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara 100 persen baik bagi siswa SD hingga SMP. 

“Kita lihat kondisinya sampai Minggu  (6/3/2022) kalau kasus Covid makin landai bisa saja PTM terbatas kita mulai laksanakan pada Seninnya,” ujar Muhaimin kepada media, Rabu (2/3/2022)

Pihaknya juga menunggu arahan dari Wali Kota yang juga Ketua Satgas Covid-19 jika beliau memperbolehkan PTM terbatas, maka Disdikbud siap melaksanakan, apalagi sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri jika daerah masih berada di PPKM Level 3 boleh melaksanakan PTM terbatas 50 persen. 

“Waktu itu pertimbangan kita mengambil PJJ langsung 100 persen,  karena banyak anak didik kita terpapar, begitu juga dengan guru-gurunya,” aku Muhaimin.

Lanjut Muhaimin, kalau masuk 50 persen kemudian tiba-tiba ada yang terkonfirmasi, yang malah membuat tugasnya Dinas Kesehatan Kota Balikpapan akan semakin besar karena harus melaksanakan proses tracing lagi.

“Maka kita ambil kesepakatan melihat lima hari kedepan, mudah-mudahan kasus Covid-19 melandai,” harapnya. 
Sebelumnya, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) perihal perpanjangan PJJ yang Bernomor 300/0869/Sekr, tentang pemberlakuan pembelajaran jarak jauh. SE tersebut ditujukan kepada satuan pendidikan PAUD, SD, dan Paket A, SMP dan Paket B, Paket C.

Dalam edaran, Rahmad Mas’ud menyampaikan bahwa kondisi perkembangan pandemi Covid-19 di Kota Balikpapan sesuai data kasus harian konfirmasi positif dalam satu Minggu terakhir masih menunjukan lonjakan angka kasus yang signifikan.

Bahkan pada 23 Februari 2022 lalu mencapai puncak kasus tertinggi selama pandemi melanda Kota Balikpapan, yaitu 980 kasus. Meskipun sudah ada kecenderungan terjadi penurunan  kasus harian hingga ke angka 562 kasus pada tanggal 27 Februari 2022, namun masih sangat tinggi dan di antaranya terdapat 768 kasus usia anak 6–15 tahun.

“Sehubungan dengan itu, maka masih perlu melakukan langkah antisipasi dan pencegahan guna melindungi anak usia sekolah dari penularan. Terutama penularan cepat varian Omicron, dengan memberlakukan kembali pembelajaran jarak jauh dari tanggal 1-5 Maret 2022,” kata Rahmad Mas’ud. 

Selama masa pembelajaran jarak jauh, para pelajar diwajibkan untuk melaksanakan belajar dari rumah (BDR). “Selain itu juga dimanfaatkan untuk kegiatan vaksinasi,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.