Musibah di Perairan Mendominasi di Kaltimra Sepanjang 2017
BALIKPAPAN – Badan Pencarian dan Pertolongan mencatat 20 kasus pelayaran dengan korban luka dan meninggal terjadi di Kaltim dan Kaltara sepanjang Januari – November 2017. Ini menandakan musibah pelayaran dan kondisi membahayakan manusia masih kerap terjadi.
“Kalau yang membahayakan manusia ada 25 kasus dan sampai saat ini kami telah melakukan 50 kali operasi dengan jumlah korban terdampak baik selamat maupun meninggal sebanyak 607 jiwa,” kata Octavianto, Kasi Ops Badan Pencarian dan Pertolongan Kaltimra (18/12).
Dari data korban itu sebanyak 53 jiwa berhasil diselamatkan, 58 meninggal serta 11 lainnya masih berstatus hilang. “Terbaru kasus nelayan hilang di Kabupaten Nunukan Kaltara dan sampai hari ini masih dilakukan pencarian,” ucapnya.
Dalam catatan operasi SAR, insiden pelayaran dan kondisi membayakan manusia seperti orang tenggelam paling dominan. “Kecelakaan udara yang paling minim dan sepanjang 11 bulan pada tahun ini kami nyatakan nihil,” ungkapnya.
Pihaknya juga terus mengimbau kepada pengguna jasa transportasi laut untuk berhati-hati dan memerhatikan semua unsur termasuk pendukung keselamatan. Rute pulang pergi saat berlayar juga harus benar-benar diatur.
“Wajib menggunakan Alat Pelindung Diri atau APD seperti pelampung dan kenali wilayah tujuan berlayar. Waspada juga akan cuaca buruk yang akhir-akhir ini kerap terjadi,” pesannya.
Tak hanya operasi SAR di musibah pelayaran dan orang tenggelam, Badan Pencarian dan Pertolongan juga kerap melakukan operasi saat terjadi bencana alam. Bahkan bencana alam yang ditangani meningkat 30 persen pada semester pertama 2017.
“Namun terjadi penurunan pada semester kedua tahun ini dengan rata-rata 57,6 kali operasi di Kaltimra,” tandasnya.
BACA JUGA