NATO Bakal Tingkatkan Upaya Lawan Tindakan Sabotase Rusia dan China

NATO Rusia China
Ketua NATO Mark Rutte (https://www.freiheit.org/)

BRUSSELS, inibalikpapan.com – NATO akan tingkatkan pembagian intelijen dan perlindungan infrastruktur penting hadapi tindakan sabotase terhadap sekutu oleh Rusia dan China, kata kepala NATO Mark Rutte pada hari Selasa (3/12/2024).

“Selama beberapa tahun terakhir, Rusia dan China telah mencoba mengganggu stabilitas negara kita dengan tindakan sabotase, serangan siber, disinformasi, dan pemerasan energi untuk mengintimidasi kita,” kata Rutte kepada wartawan seperti dikutip dari Reuters. “Sekutu-sekutu NATO akan terus bersatu untuk menghadapi ancaman-ancaman ini melalui berbagai langkah. Termasuk pembagian intelijen yang lebih besar dan perlindungan yang lebih baik terhadap infrastruktur penting,” katanya.

Para menteri luar negeri NATO yang berkumpul di Brussels minggu ini berencana hasilkan strategi baru untuk melawan ancaman hibrida yang mereka duga dari Rusia dan China

Istilah tersebut mencakup propaganda, campur tangan politik, penipuan, sabotase infrastruktur utama, dan taktik-taktik lain di luar ranah militer konvensional.

“Ada kampanye hibrida yang berkelanjutan dan terus-menerus setiap hari terhadap sekutu-sekutu NATO,” kata seorang pejabat senior NATO kepada wartawan pada hari Selasa.

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, menunjuk pada “meningkatnya selera risiko Rusia dalam hal sabotase untuk kerusakan fisik dan ancaman terhadap kehidupan orang-orang di dalam negara kita”.

Pejabat keamanan Barat mengatakan bahwa kebakaran di depot-depot kurir di Inggris, Jerman, dan Polandia pada bulan Juli adalah bagian dari uji coba untuk rencana Rusia untuk memicu ledakan pada penerbangan kargo ke Amerika Serikat. x

Negara-negara Eropa terus menyelidiki apakah pemotongan dua kabel telekomunikasi serat optik di Laut Baltik pada bulan November merupakan sabotase,

Kabel telekomunikasi serat optik tersebut satu menghubungkan Finlandia dan Jerman dan yang lainnya menghubungkan Swedia ke Lithuania, .

Rusia telah menepis berbagai tuduhan NATO terlibat dalam tindakan hibrida tapi belum ada tanggapan dari China.

“Sangat tidak masuk akal untuk terus menyalahkan Rusia atas segala hal tanpa alasan apa pun,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov bulan lalu ketika ditanya tentang pemotongan kabel Baltik.

China juga menepis tuduhan Jerman yang tidak berdasar bahwa Beijing berada di balik serangan siber terhadap badan pemerintah Jerman pada tahun 2021.

Pejabat Barat mengatakan mereka menghadapi tantangan dalam menyetujui cara menanggapi dugaan serangan,, Karena beberapa anggota NATO khawatir akan meningkatnya ketegangan dengan Rusia dan China.

Anggota NATO juga terbagi dalam dua kubu, dimana sebagian ingin tunjukkan temuan tentang dugaan kasus sabotase, Namun lainnya pilih diam daripada menjadi kontraproduktif.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.