Negara yang Melarang Perayaan Natal, Berikut Daftar dan Alasannya
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Natal adalah momen yang dinanti-nanti oleh umat Kristiani di seluruh dunia. Namun, tidak semua negara mengizinkan perayaan Natal secara bebas.
Beberapa negara bahkan melarang perayaan Natal dengan alasan budaya, agama, atau keamanan nasional. Berikut daftar negara yang melarang perayaan Natal dan alasan di baliknya.
1. Brunei Darussalam: Larangan untuk Umat Muslim
Sejak 2015, Brunei melarang umat Muslim ikut serta dalam perayaan Natal. Langkah ini diambil untuk menjaga nilai-nilai Islam di negara tersebut. Meskipun demikian, komunitas non-Muslim tetap diperbolehkan merayakan Natal secara privat dengan persetujuan pemerintah.
2. Somalia: Natal Tidak Sesuai dengan Ajaran Islam
Pemerintah Somalia melarang perayaan Natal dan Tahun Baru di negara itu. Hal ini dilakukan untuk mencegah konflik agama dan menjaga stabilitas sosial.
BACA JUGA : Aturan Perayaan Natal
3. Tajikistan: Pembatasan di Sekolah dan Ruang Publik
Tajikistan melarang perayaan Natal di sekolah-sekolah dan ruang publik. Penjualan barang-barang Natal seperti pohon Natal juga dilarang untuk menjaga budaya lokal.
4. Korea Utara: Kontrol Ketat Terhadap Agama
Sebagai negara ateis dengan kontrol ketat terhadap agama, Korea Utara melarang semua bentuk perayaan Natal. Warga yang melanggar aturan ini dapat menghadapi hukuman berat.
5. Iran : Pembatasan Perayaan Natal
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim dan sistem pemerintahan berbasis syariat Islam, Iran memiliki aturan ketat terkait aktivitas keagamaan. Hanya boleh merayakan Natal di lingkungan privat atau gereja
Mengapa Natal Dilarang di Beberapa Negara?
Larangan terhadap perayaan Natal biasanya didasarkan pada, Alasan Keagamaan: Untuk melindungi identitas agama mayoritas, seperti Islam di negara-negara Muslim.
Alasan Politik: Kontrol ketat terhadap pengaruh budaya asing, seperti di Korea Utara. Keamanan Nasional: Menghindari potensi konflik sosial akibat perbedaan agama.
Meskipun Natal adalah perayaan global, tidak semua negara mengizinkannya. Larangan ini sering kali ditujukan untuk melindungi nilai-nilai lokal dan stabilitas sosial. Namun, umat Kristiani di negara-negara tersebut tetap merayakan Natal dengan cara yang tertutup dan sederhana.
BACA JUGA