OJK Kaltim Catat Peningkatan Jasa Keuangan Syariah

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Kepala OJK Prov Kaltim, Made Yoga Sudharma mengatakan, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Indonesia yang diselenggarakan tiga tahunan, Pada tahun 2022 tingkat literasi keuangan nasional 49,68 persen dan tingkat inklusinya 85, 10 persen.

Sedangkan khusus sektor pasar modal, pada tahun 2022 tercatat tingkat literasi 4,11persen dan tingkat inklusinya 5,19 persen. Bila dibandingkan dengan SNLIK 2019, literasi keuangan sektor pasar modal sebesar 4,92 persen dan inklusi 1,55 persen. Peningkatan inklusi atau akses penggunaan produk instrumen pasar modal rupanya tidak disertai dengan peningkatan pemahaman masyarakat.

“Kita ketahui bersama, Literasi Keuangan merepresentasikan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), keyakinan (confidence) yang mempengaruhi sikap (attitude), dan perilaku keuangan (behaviour) seseorang untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan kesejahteraan. 

Lanjutnya, SNLIK 2022 mencatatkan perkembangan yang baik di sektor jasa keuangan syariah. Hal tersebut ditunjukkan pada tahun 2022 tingkat literasi 9,14 persen yang meningkat dari angka 8,93 persen pada tahun 2019. Sama halnya dengan tingkat inklusi pada tahun 2022 sebesar 12,12 persen meningkat dari angka 9,10 persen pada tahun 2019.

Data tersebut sekaligus menjadi pemacu bahwasanya semakin banyak masyarakat dan industri yang berminat atas keuangan syariah. Sudah banyak pula yang menilai jasa keuangan syariah memiliki imunitas yang tinggi dan berperan penting dalam membangkitkan perekonomian nasional. Apalagi industri keuangan syariah juga memiliki potensi yang begitu besar berkenaan dengan halal lifestyle.

Indonesia memiliki halal lifestyle sebagi identitas diri masyarakat, besarnya lembaga-lembaga keuangan Syariah,dan berbagai platform Syariah. Di tengah ketidakpastian perekonomian akibat pandemic yang kita lalui, perkembangan keuangan ekonomi syariah masih menunjukkan pertumbuhan positif dan akan terus diupayakan mengingat potensi dan manfaatnya bagi penduduk Indonesia mayoritas muslim.

“Dengan kita ikut andil menggunakan produk Syariah dan berinvestasi pada sektor jasa keuangan syariah diharapakan pemulihan ekonomi Nasional menjadi lebih cepat. Hal tersebut juga sebagai gambaran nyata partisipasi kita dalam pemulihan ekonomi Nasional,” jelasnya.

Sedangkan, Kepala Kemenag Balikpapan, Johan Marpaung mengatakan, Kenapa Kementerian Agama merasa perlu untuk mengembangkan peran dan fungsinya atau menjaga agama di tengah-tengah masyarakat kepada Bursa efek Rumah kita karena kalau kita melihat bahwa peran dan Kementerian Agama itu harus ada di setiap lini kehidupan kalau kita lihat saham itu sesungguhnya bahasa Arab yang memberikan kontribusi modal.

“Kalau Pilihan dari Bursa efek ini melakukan kolaborasi dengan Kementerian Agama di bawah gerbong gerbong Kementerian Agama ini jadi kalau hanya 1000 ini sedikit, kita bisa akan menghasilkan 10.000 bahkan 20.000 dari Kementerian Agama belum lagi kita bicara madrasah baru, majelis taklim, Pondok pesantren,” ujarnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.