Opera Putri Ronggeng Sedot Perhatian Pengunjung Balikpapan Manuntung Art Festival dan Begenjoh 2 Kaltim
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Penutupan Balikpapan Manuntung Festival Art 2019 yang diselenggarakan Dewan Kesenian Balikpapan menampilkan opera Putri Ronggeng, yang digelar si panggung utama gedung Dome, Minggu malam (29/12/2019).
Penampilan 70 pemain yang disutradarai Zainal Abidin menyedot perhatian pengunjung dan insan seni budaya Balikpapan, Kaltim.
Opera ini menampilkan sebuah tragedi prosa roman tentang kekuatan Cinta sejati antara Aji Raina ( sang penari ronggeng ) dari keturunan darah biru bangsawan keraton yang telah menjalin asmara dengan seorang pemuda nelayan pesisir pantai yang bernama Maruni. Namun hubungan jalinan cinta mereka ditentang keras oleh kedua belah pihak orang tua mereka yakni Aji Batara dan Aji Raisa orang tua Aji raina dan Daeng Cellu orang tua Maruni karena alasan berbeda kasta dan adat istiadat.
Dalam sebuah persiapan latihan sendra drama ronggeng, Aji Raina dan Maruni kepergok oleh ayah bunganya Aji Batara dan Aji raisa dan pamanda Maruni Daeng polle atas suruhan Daeng cellu ayah Maruni untuk mengawasi Maruni. Sendra drama ronggeng dibubarkan.
Aji Raina dan Maruni merasa malu karena menentang orang tua, kemudian mereka memutuskan untuk kabur.
Dalam pengembaraan pelarian mereka tersesat masuk kejutan belantara ketemu Hudoq dan ketua adat suku Dayak Bahau. Atas petunjuk Hudoq dan ketua adat, mereka dibimbing menuju arah pesisir pantai karena Hudoq adalah makhluk jelmaan dewa Hunyang tenagan untuk kebaikan pertolongan kepada manusia.
Sementara para penduduk nelayan pesisir resah dan berunjuk rasa ke rumah Daeng Cellu rumah Maruni karena hasil tangkapan ikan mereka sangat berkurang ini karena kutukan jalinan pemuda pesisir nelayan Maruni dengan Aji Raina penari ronggeng, disamping Memang laut sering datang badai laut.
Atas perintah Aji Batara ayah dari Aji Reina berseru dan memberi titah untuk mencari Putri Ronggeng Aji Raina sampai ketemu dan kerahkan semua perahu-perahu nelayan dan diharamkan kembali kedararatan jika belum ketemu.
Aji Raina dan Maruni dengan tekad bulat dan nekad berperahu berdua menerjang laut ganas dan lenyap ditelan badai laut. Para nelayan yang masih tersisa dilaut tidak berani kembali kedaratan, maka mereka memutuskan membuat rumah rumah di atas air karena takut kutukan. Sebuah kehidupan dan komunitas baru penduduk di atas air yang kini dikenal rumah rumah Bajau.
Opera juga dikemas dengan dialog lucu yang diperankan nelayan sebagai bagian gambara kehidupan nelayan sehari -hari.
Opera karya sutradara Zainal Dharma Abidin dan produksi Dewan Kesenian Balikpapan ini untuk peran Aji Raina dimainkan Intan Rizky putri, Andin Destian sebagai Maruni, Wakil Ketua DKB Irwan Faisyal HP berperan sebagai Aji Batara Agung dan Milla sebagai Aji Raisa Melati.Sedangkan Daeng Cellu diperankan Dedy, Andi samudra berperan Daeng Polle dan peran lain sebagai nelayan.
Opera Putri Ronggeng dibawah Pimpinan produksi :l H Karmin lapnggeng, Executive produksi Irwan Faisyal dan Line produksi Yudhi Valent .
Sutradara Opera Putri Ronggeng Zainal Abidin mengatakan opera ini pertama kali digelar di Kalimantan.
“Opera ini Teman-teman Balikpapan mampu memainkan ini. Opera ini murni tidak memciplak hanya mengambil lima format Dayak pedalaman yakni Dayak Bahau, Meratus, Belian, pesisir Melayu dan Paser, dan Keraton, ” ujarnya.
Cerita ini berkisar abad 13 yang bercerita soal Suku Paser di pantai Lango saat Kesultanan Kutai pesisir selatan.
“Karena opera ini pertunjukan seni kita garap menjadi atraksi yang ekpresif. Disini kami menggabungkan antara etnik dan kontemporer, penggabungan antara Klasik dan modern, ” jelasnya.
Cerita ini katanya melalui proses yang cukup lama sejak 2018 lalu dan dimainkan di Makassar dan dapat diterima dengan baik.
“Lalu dipentaskan kembali dengan dirubah kekuatan dramatiknya. Opera ini di Jakarta sangat jarang ternyata disini luarb biasa sambutan. Alhamdulillah teman-teman mampu menjalankan masing-masing peran, ” ulasnya.
Dengan berakhir pementasan opera Putri Ronggeng, kegiatan Balikpapan Manuntung Festival Art dan Begenjoh ke 2 Kaltim resmi ditutup. Penutupan dilakukan Ketua DPRD Abdulloh dihadiri staf ahli Wali Kota Jumali, Fahruddin Harami, Kepala Disdik Kebudayaan Muhaimin dan pejabat lainnya.
BACA JUGA