Parkir Kawasan Tertentu, Dishub Bukukan Rp8,5 Miliar dari Target Rp13 Miliar

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Dinas Perhubungan kota sampai dengan bulan juli 2016 lalu telah mengumpulkan pendapatan pajak parkir senilai Rp8,55 miliar dari target sekitar Rp13 miliar .

Kepala Dinas Perhubungan Sudirman Djayaleksana mengatakan dari perolehan itu, pajak parkir terbesar diperoleh dari parkir ditempat tertentu seperti mall. Pusat perbelanjaan, restoran besar, bandara, rumah sakit dan lokasi lainnya. Parkir ini dikelola oleh pihak ketiga dengan jumlah sementara ini 15-17 titik.

“Dari pihak ketiga kita mendapatkan 30 persen dan 70 persen oleh pengelola parkir. Pendapat terbesar kita memang dari parkir di lokasi tertentu,” terang Sudirman.

“Untuk pajak parkir sampai dengan hari ini sudah 65 persen dari target Rp13 miliar. itu yang tadi dapatkan dari parkir tempat tertentu seperti bandara, rumah sakit, restoran, pusat perbelanjaan,” sambungnya.

Sebelum eranya, menurut Sudirman perolehan pajak parkir hanya mencapai tertinggi Rp8 miliar. Diakui Sudirman pihaknya sudah melakukan kajian potensi parkir yanglebih memungkinkan namun juga tidak menutup upaya melakukan pembenahan bagi parkir di jalan.

“Sekarang ini coba mencari potensi tapi paling visible paling memungkin. Yang kira-kira bermasalah kita tunda. Makanya sekarang parkir di restoran, rumah makan atau lain yang dulu ditangani preman kita masuk tapi kita kerjasama kita bina denganpemiliknya seperti Maxi,” terangnya.

Untuk parkir di tepi jalan yang dijaga petugas dan menggunakan karcis ini merupakan retribusi yang kini juga tengah ditangani. Bahkan ada usulan dari Dishub untuk melakukan penyesuaian target pemasukan retribusi dari tarif parkir di tepi jalan.

Dia mengungkapkan sebelumnya ada pengelolaan parkir di 50 titik parkir tepi jalan yang dikelola petugas parkir namun pemasukan hanya Rp20juta perbulan sedangkan untuk menggaji petugas parkir itu sekitar Rp64 juta.

“Nombok kita Rp44 juta. Ini kita lagi benahi tapi sekarang sudah tidak ada lagi tukang parkir kita gaji malah nombok. Itu sudah tidak ada. Kita sekarang polanya parkir binaan, parkir kerjasama dengan pemilik usaha. Itu yang kami lakukan. Cuma kan tidak seperti membalik telapak tangan,” tandasnya.

Terhadap hal itu, pihaknya sudah melakukan kajian untuk mengetahui data potensi parkir dan retribusi parkir termasuk besaranya.

“Data lokasi sekitar 70 titik. Sekarang ini masih dikelola liar. Nah ini kita dekati karena dibelakang ada oknum bermain. Ini kalau saya langsung cut kan ribut. Pemerintahkan harus bijaksana artinya itu sebagai lahan pekerjaan dia tapi juga bisa mendatangkan pendapatan bagi pemerintah,” tukasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.