Pasca Bocorkan Data Pelanggan, Peretas Minta Tebusan Kepada Star Health
NEW DELHI, inibalikpapan.com – Perusahaan asuransi kesehatan terbesar di India Star Health laporkan telah terima permintaan tebusan sebesar $68.000 dari peretas dunia maya.
Dikutip dari Reuters, tebusan ini terkait dengan kebocoran data pelanggan dan catatan medis dari hacker melalui akun Telegram.
Dalam ancaman permintaan tebusan lewat email tersebut, peretas meminta tebusan kepada direktur pelaksana dan kepala eksekutif perusahaan tersebut.
Star Health sedang berjuang melawan krisis reputasi dan bisnis setelah serangan peretas atau hacker.
Hacker serang website perusahaan ini kena menggunakan chatbot Telegram dan sebuah situs web untuk membocorkan data sensitif pelanggan, termasuk rincian pajak dan dokumen klaim medis.
Kejadian pada 20 September akibatkan perusahaan dengan kapitalisasi pasar sekitar $4 miliar ini telah alami penurunan saham sebesar 11 persen.
Saat ini, perusahaan tengah meluncurkan penyelidikan internal dan telah mengambil tindakan hukum terhadap Telegram dan peretas.
Peretas terus menerus membagikan sampel data pelanggan Star Health melalui web yang sudah diretas itu.
Star, yang sebelumnya mengatakan bahwa mereka adalah korban serangan siber berbahaya yang ditargetkan, pada hari Sabtu mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa pada bulan Agustus “
Pernyataan itu muncul setelah bursa saham India meminta klarifikasi dari Star, dimana perusahaan ini sedang menyelidiki tuduhan bahwa kepala petugas keamanannya terlibat dalam kebocoran data.
Star menegaskan kembali pada hari Sabtu bahwa mereka tidak menemukan kesalahan oleh pejabat tersebut, Amarjeet Khanuja, meskipun penyelidikan internal masih berlangsung.
https://www.inibalikpapan.com/unodc-jaringan-kriminal-besar-di-asia-tenggara-manfaatkan-telegram/“
Telegram menolak membagikan detail akun atau secara permanen memblokir akun yang terkait dengan peretas, yakni akun xenZen. Meskipun telah banyak pemberitahuan yang dikeluarkan terkait hal ini,” kata Star pada hari Sabtu.
Star Health mengatakan telah meminta bantuan dari otoritas keamanan siber India untuk membantu kami mengidentifikasi” peretas tersebut.
Telegram tidak menanggapi permintaan komentar.
Aplikasi pengirim pesan berbasis di Dubai itu sebelumnya mengatakan pihaknya telah menghapus chatbot tersebut ketika Reuters melaporkannya ke platform tersebut.
BACA JUGA