Pasokan Cukup dan Lancar, KPPU Balikpapan Minta Penjagal Jangan Naikan Harga
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Balikpapan bersama pemerintah kota Balikpapan, BI dan polsek Balikpapan Utara melakukan peninjauan RPH di Km 5, Balikpapan Utara, pada Sabtu dinihari (26/5/2018).
Peninjauan untuk memastikan kecukupan pasokan daging segar pada puasa ini termasuk lebaran. Selain itu juga memastikan kesehatan hewan yang akan dikomsumsi masyarakat Balikpapan.
Kepala Kantor Perwakilan Daerah KPPU Balikpapan, Abdul Hakim Pasaribu mengatakan sejuah ini penyaluran bahan pangan strategis salah satunya daging sapi tidak terganggu selama Ramadan hingga Idulfitri nanti. Dia berharap kondisi ini dapat terjaga. Namun dia meminta agar penjagal/pemilik sapi tidak mudah menaikan harga jual daging segar karena pasokan masih cukup hingga lebaran nanti.
Dia akui Abdul Hakim pemerintah belum menetapkanHET untuk daging segar. Hal ini berbeda dengan daging beku.
“Kita berharap daging sapi ini tidak ikut naik. Karena ayam potong sekarang inkan naik. Memang ada beberapa factor yang menyebabkan naik. Khusus malam ini kota coba dapatkan informasi kecukupan pasokan. Karena biasanya pada hari besar, sangat mungkin ada memanfaatkan momentum untuk menaikan harga sehingga kita pastikan pasokan cukup. Setiap Senin dan Kamis sapi masuk tapi ini kan dalam waktu yang belum naik permintaan,” Abdul Hakim bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan dari Polda Kaltim meninjaua RPH (26/5/2018).
Dia juga meminta kepada pejagal untuk tidak melakukan penahan stok apalagi jelang sepekan sebelum lebaran permintaan mengalami kenaikan. “Karena betul HET daging segar tidak ada diatur hanya ada daging beku Rp80 ribu perkg tapi kan cerita tadi setelah ada alternative daging beku jumlah yang dipotong di RPH berkurang,” tandasnya.
Dalam inspeksi itu diketahui bahwa penetapan harga Rp120 ribu per kilogram daging sapi segar merupakan kesepakatan sesama penjagal. “Sebenarnya pengaturan harga adalah praktik kartel, tapi tidak semudah itu kita melakukan penegakan hukum, kita perlu juga mengetahui struktur biaya masing-masing penjagal,” ucapnya.
KPPU menginginkan tidak ada penahanan stok sapi hidup dari daerah sentra yakni Gorontalo dan terkadang dari NTT. Termasuk Pemkot Balikpapan pun diharapkan menjamin kelancaran pasokan hewan memamah biak tersebut sampai lebaran.
Sedangkan mengenai harga daging sapi terkini di pasar tradisional yang mengalami kenaikan menjadi Rp125 ribu per kilogram, menurutnya tidak harus terjadi karena tak ada alasan menaikan harga mengingat struktur biaya yang tak berubah dan pasokan juga mencukupi.
“Rantai distribusi sapi agak lebih pendek ketimbang ayam broiler atau ras. Sapi yang dipasok pedagang atau gabungan pedagang antar pulau diterima pedagang yang juga penjagal di kota ini kemudian masuk ke RPH. Daging dari sapi yang sudah disembelih itu kemudian disebar ke pedagang lainnya di pasar,” bebernya.
Sementara, Kepala UPT RPH Balikpapan, Totok Tidarto menjelaskan, 75 ekor sapi masuk ke RPH setiap Senin dan Kamis sehingga dalam seminggu bisa mencapai 150 ekor sapi dan proses penjagalan dilakukan pada tengah malam hingga pukul 3 dini hari untuk 25 sampai 30 ekor sapi.
Totok mengungkapkan penetapan harga jual daging sapi berdasarkan kesepakatan paguyuban penjagal. “Nggak ada yang menaikan harga sendiri-sendiri, jadi harga yang keluar dari RPH tetap Rp120 ribu per kilogram, kalau ada kenaikan harga di pasar maka itu tergantung pedagangnya yang menjual,” tukasnya.
Sidak diikuti Kepala KPPU KPD Balikpapan Abdul Hakim, bersama tim pengendali Inflasi daerah (TPID) kota Balikpapan yakni Staf Ahli Pemkot Bidang Kesra juga Plh Asisten II Dyah Muryani, Kabag Perekonomian Arzaedi Rachman, Sekretaris DKK Heri, perwakilan BI, Polsek Utara.
BACA JUGA