Pelebaran Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Tak Kunjung Rampung, DPR Desak Kontrak Diputus

Bandara Hasanuddin Makassar / suara.com

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Komisi V DPR mendesak agar Pemerintah mengevalusi kontraktor pelaksana  menyoroti proyek pelebaran Bandara Sultan Hasanuddin.

Pasalnya, hingga kini proyek pelebaran Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tak kunjung rampung. Sehingga DPR meminta Angkasa Pura agar memutus kontrak kerja kontraktor.

“Itukan sanksinya jelas, dalam kontrak juga diatur kalau memang pihak penyedia jasa konstruksinya tidak mampu menyelesaikan pekerjaan, ya selesaikan (putus kontrak) saja,” Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras dikutip dari laman DPR

“Maksud saya kontraknya diputuskan lantas kemudian ditunjuk kepada penyedia jasa yang baru agar supaya hal ini bisa diselesaikan dengan segera,”

Dia menilai molornya waktu penyelesaian pembangunan Bandara Sultan Hasanuddin dapat berdampak buruk bagi pelayanan kepada masyarakat sehingga harus segera diselesaikan.

Untuk diketahui pelebaran Bandara Sultan Hasanuddin merupakan proyek strategis nasional (PSN) namun sudah lebih satu tahun proyek tersebut molor penyelesaiannya.

“Ini menjadi hal penting terkait waktu penyelesaian pembangunan Bandara Sultan Hasanudin. Untuk diketahui, bahwa bandara ini sudah beberapa tahun molor waktu penyelesaiannya,” ujarnya

“Kita meminta kepada pihak Angkasa Pura bahwa agar supaya bandara ini betul-betul bisa selesai 100% sesuai dengan apa yang sudah kita niatkan, tidak lagi mundur waktu pelaksanaan,”

Sebelumnya, proses pelebaran Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar tertunda diakibatkan oleh kesulitan kondisi keuangan Angkasa Pura I imbas dari pandemi Covid-19.

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi, mengatakan pihaknya memang tengah menjalankan restrukturisasi keuangan karena menurunnya traffic selama dua tahun pandemi. Penghematan yang dilakukan juga dalam investasi perluasan bandara.

Faik menjelaskan sebelum masa pandemi ada 10 bandara yang mengalami kondisi lack of capacity tidak bisa lagi menampung jumlah penumpang. Sehingga sebelum pandemi AP I berinvestasi meningkatkan kapasitas bandara.

“Sebenarnya sebelum Covid hampir semua sudah selesai, hanya satu yang belum yakni di Makassar. Makassar ini posisi 70 persen, sementara ditunda penyelesaiannya sampai satu tahun terkait kondisi keuangan yang kita hadapi,” kata Faik

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.