Pemerintah Didesak Audit dan Hentikan Sementara Semua Operasional Smelter

Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) meledak hingga menewaskan 13 orang pekerja pada Minggu (24/12/2023) / youtube

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Pasca meledaknya tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, anggota Komisi VII DPR Mulyanto mendesak agar dilakukan audit

Seperti diketahui, meledaknya tungku smelter PT ITSS yang terjadi pada Minggu (24/12/2023), menyebabkan 18 pekerja meninggal dunia dan puluhan mengalami luka-luka.

“Audit harus dilakukan secara profesional, objektif dan menyeluruh terhadap aspek keamanan dan keselamatan kerja,” ujarnya dikutip inibalikpapan.

“Jangan sampai karena ada pertimbangan politik, Pemerintah mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan itu”,

Menurutnya, Pemerintah perlu menghentikan sementara (moratorium) semua operasional smelter perusahaan asal China di Indonesia.

Apalagi, sebagian besar alat kerja di smelter-smelter milik China diimpor dari negara tersebut. Bahkan sampai komponen terkecil seperti baut dan mur.

“Karena itu kita perlu tahu kualitas barang yang selama ini dipakai untuk menunjang operasional smelter. Jangan-jangan barang dan suku cadang yang dipakai tidak memenuhi syarat yang ditentukan,” ujarnya

Sebelumnya, terjadi kecelakaan kerja di smelter PT. GNI yang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia. Sehingga Pemerintah bertanggungjawab mengusut ledakan itu.

“Ini ledakan terbesar dalam sejarah pengoperasian smelter milik perusahaan China di Indonesia. Pemerintah agar sungguh-sungguh untuk menindaklanjuti kasus ini,” ujarnya

“Kita perlu tahu apa penyebab dari ledakan smelter tersebut, apakah karena faktor lemahnya keandalan pabrik, murni faktor kelalaian manusia, atau ada sebab-sebab lain. Pemerintah bertanggung-jawab untuk mengusut tuntas kasus ini,”

Kata dua, peristiwa ini harus menjadi pelajaran berharga sehingga harus benar-benar dipahami dan menjadi momentum untuk mengevaluasi semua kesepakatan kerjasama dengan perusahaan China.

“Pemerintah harus mencari akar-masalahnya sehingga dapat dicegah kejadian seperti ini berulang di masa depan,” ujarny.

Mulyanto minta terkait korban dan keluarga korban, PT. ITTS wajib bertanggung-jawab dalam pengobatan, perawatan, pemakaman dan pemberian santunan.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.