Pemerintah Siapkan Puluhan Dokter untuk Jemaah Haji Indonesia, Termasuk Ahli Jiwa

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com– Kesehatan para jemaah haji pada tahun 2024 menjadi prioritas utama. Untuk memastikan kesejahteraan mereka, Klinik Kesehatan Haji Indonesia telah menyiapkan 62 ton obat-obatan, impor langsung dari Indonesia.

Tidak hanya itu, Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah juga telah menempatkan 36 perawat dan 26 dokter. Termasuk dokter spesialis paru-paru, jantung, anestesi, dokter umum, dan dokter jiwa.

Muhammad Firdaus, Kasi KKHI, menjelaskan bahwa pengadaan obat berdasarkan pada pola penyakit jemaah haji Indonesia. Serta mengacu pengalaman dan data dari tahun-tahun sebelumnya.

Setidaknya, ada empat jenis penyakit yang sering alami jemaah haji asal Indonesia. Termasuk komorbid, seperti hipertensi, gula darah, kolesterol tinggi, dan masalah jantung.

“Kami meningkatkan jumlah obat vital sebesar 20 persen, dan vitamin sebesar 20 persen,” katanya melansir dari Suara, jaringan inibalikpapan.com.

Selain obat-obatan dan personel medis. KKHI juga menyediakan fasilitas Unit Gawat Darurat (UGD). Dengan 10 tempat tidur, ruang High Care Unit (HCU) dengan 8 tempat tidur, serta ruang rawat inap laki-laki dan perempuan. Masing-masing dengan kapasitas 18 tempat tidur. KKHI juga memiliki ruang psikiatri dengan delapan tempat tidur khusus untuk mengantisipasi gangguan mental jemaah saat berada di Arab Saudi.

Firdaus menjelaskan bahwa layanan psikiatri berguna untuk jemaah yang mengalami gejala gangguan mental. Yang sering kali muncul di tengah-tengah ibadah mereka.

“Makanya, kami juga menyediakan dokter jiwa,” tambahnya.

Kepala KKHI Madinah, Karmijono, mengatakan bahwa jemaah di HCU umumnya mengalami stroke, syok hipovolemik, dan syok kardiogenik. Namun, karena keterbatasan tempat, KKHI hanya memberikan layanan maksimal 3×24 jam.

Jika pasien memerlukan perawatan yang lebih intensif, mereka mendapat rujukan ke rumah sakit di Arab Saudi.

Karmijono juga menekankan kepada jemaah haji untuk mempertimbangkan kondisi di Arab Saudi yang berbeda dengan kondisi di Indonesia. Serta mengutamakan kesehatan mereka karena itu adalah inti dari ibadah di tanah suci.

“Jangan memaksakan diri terlalu keras di awal. Simpan energi untuk Arafah, Musdalifah, dan Mina,” pesannya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.