Pemkot Balikpapan akan Manfaatkan Lahan Tidur Jadi Lahan Pertanian
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan akan memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Meskipun, Pemerintah Pusat tidak membebankan Balikpapan menjadi daerah penghasil pangan.
“Meski berdekatan dengan Ibu Kota Negara (IKN), Balikpapan tidak dibebankan jadi lokasi produksi pangan,” Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Balikpapan, Heria Prisni.
Karena untuk memenuhi kebutuhan IKN kata Heria, Kementerian Pertanian telah menunjuk sejumlah daerah di Kalimantan yang selama ini telah menjadi sentra pangan. Diantaranya, Kutai Barat produksi padi dan jagung, Paser padi dan cabai, bawang merah, Kota Waringin padi, jagung, cabai, Kapuas Hulu cabai dan Tanah Laut padi, jagung dan, cabai.
“Daerah-daerah tersebut sudah diklusterkan atau ditetapkan oleh Kementerian Pertanian,” ujarnya.
Selain akan memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan pertanian dan perkebunan, Pemerintah Kota Balikpapan juga akan mengembangkan dari sektor perikanan, seperti pengembangkan pasar ikan modern yang didalamnya dilengkapi dengan pelelangan ikan dan pabrik pengemasan ikan.
“Cuma lahannya saja apakah nanti lahannya di dekat pinggiran Samboja atau dekat PPU (Penajam PAser Utara), karena tanpa itu kita tidak bisa mengharapkan potensi kita di Kaltim,” ujarnya.
Balikpapan selama ini mendatangkan dari Jawa dan Sulawesi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Untuk beras Baikpapan memerlukan 91 ton pertahun, kemudian telur 9.987 ton pertahun, ayam 16 ton pertahun, ikan 20 ribu ton pertahun.
“Dari total tersebut, kebutuhan pangan di Balikpapan juga masih didatangkan dari luar daerah seperti Pulau Jawa dan Sulawesi,” ujarnya.
Sebagai kota jasa, sektor pertanian bukan sektor utama. Karena Saat ini Balikpapan hanya menghasilkan lebih kurang 9.200 ton beras per tahun atau hanya sekitar 2,5 persen dari total produksi Kaltim yang mencapai 350.000 ton per tahun.
“Sejak awal berdiri, perekonomian Balikpapan memang bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa. Meskipun ada pertanian, namun bukan pekerjaan utama warga,” ujarnya.
BACA JUGA