Pemkot Balikpapan Akan Tetapkan 50 Sekolah Jadi Sekolah Ramah Anak Secara Bertahap
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Guna menjamin hak anak terpenuhi, Pemerintah Kota Balikpapan akan menetapkan 50 sekolah menjadi sekolah ramah anak (SRA) berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan Muhaimin mengatakan, penetapan sekolah ramah anak itu dilakukan secar bertahap karena kondisi sarana dan fasilitras sekolah yang belum merata.
“Salah satu implementasi Perpres tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter salah satunya adalah menjadikan sekolah itu ramah anak. Kedua bagaimana supaya sekolah ramah anak tentu sarana prasana di skeolah harus dilakukan,” ujar Muhaimin.
Menurutnya, penetapan sekolah ramah anak itu juga guna mewujudkan Balikpapan menuju Kota Layak Anak (KLA) sebagai bagian integrasi komitmen dan pengembangan sumber daya pemerintah secara terencana untuk menjamin terpenuhinya hak anak.
“Makanya tidak bisa dilakukan serta merta itu pada semua sekolah tapi kita lihat kondisi sekolah. Misal sekolah harus asri, lingkungan sehat nah itu kriteria itu yang harus dilihat. Yang sekarang sudah menjadi sekolah ramah anak adalah SD Bhayangkari dan KPS,” ujarnya.
Muhamin mengungkapkan, dalam menjadikan sekolah ramah anak tersebut leading sektor nya adalah pada Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan.
“Karena program dari mereka tapi edukasi guru kemudian kegiatan belajar ada di kami (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) jadi kami mengsupport. Berarti ke depan yang disiapkan kita akan support,” ujarnya.
“Anggarannya secara simultan kalo sarana prasana ada di kita, kemudian peningkatan kualitas guru ada dinas juga. Sekolah negeri sebenarnya siap saja, hanya saja sekolah swasta lebih mudah karena ada partisipasi orangtua. Kalo negerikan semua menjadi tanggungjawab pemerintah jadi bertahap,”
Muhaimin cukup optimis, nanti seluruh sekolah di Kota Balikpapan menjadi ramah anak khususnya sekolah negeri khususnya pola piker guru dan anak. Meskipun kondisi masing-masing sekolah berbeda.
“Jadi insyaalah kita sampaikan sekolah negeri ke depan harus menjadi sekolah ramah anak. Memang persoalannya juga berbeda, samahalnya swasta. Yang harus dilakukan juga sekolah negeri pertama merubah mainset guru dan anak secara continue. kedua menjadikan sekolah itu nyaman beraktivitas yaitu bermain dan belajar,” ujarnya.
BACA JUGA