Pemkot Balikpapan Gandeng UGM, Kendalikan Kasus Diabetes Militus yang Melonjak

Wali Kota Balikpapan rahmad Mas'ud bersama Prof Laksono (rambut putih) dan Kepala Dinas Kesehatan Andi Sri Juliarty

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Tim dari Pusat Kebijakan dan Managemen Kesehatan (PKMK) Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan pendampingan dalam ranga pengendalian diabetes militus (DM) di Kota Balikpapan

“Ini adalah pertemuan kita pertama tahap satu dalam pendampingan pengendalian kasus diabetes militus di Kota Balikpapan oleh tim Konsultan PKMK UGM yang mana dipimpin oleh Prof Laksono,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty, Minggu (05/02/2023)

Dia mengatakan pengendalian betes militus harus dilakukan karena angkanya terus naik berdasarkan data puskesmas, rumah sakit hingga BPJS Kesehatan. Hal itu kemudian berimbas pada biaya yang tinggi.  

“Mengapa DM ini menjadi penting untk dikendalikan di Kota Balikpapannkarena memang dari data yang ada, data puskesmas rumah sakit maupun BPJS Kesehatan, kasus ini semakin meningkat dan berbiaya banyak. Baik jumlah kasusnya maupun biayanya,” ujarnya

Menurutnya, sejak 202 kemarin terlihat ada lonjakan kasus. Hanya saja Pemerintah masih focus dalam pengendalian COVID-19. Masyarakat juga menjadi abai dan tidak lagi mengontrol kesehatanya.

“Memang tahun lalu kesannya turun karena pandemi. Saat pandemi kan pasien-pasien kurang kontrol ke rumah sakit, kemudian fokus kita lebih ke COVID-19. Padahal sebenarnya di 2022 kita sudah melihat naik tajam,” ujarnya

Rancangan Sistem Kesehatan Daerah yang telah disusun pun mendeteksi lonjakan kasus diabetes militus. Karena salah satunya dalam  Sistem Kesehatan Daerah yakni fasilitas Kesehatan melakukan skrining.

“Ini juga kelanjutan Ketika kami akhir tahun lalu membuat rancangan sistem Kesehatan daerah. Dari siu sebenarnya sudah mulai terdeteksi di dalam sistem Kesehatan daerah menggunakan metode transformasi sistem Kesehatan, apa nih yang paling tinggi,” ujarnya

“Untuk melakukan skrining lebih banyak dilakukan pilar satu puskesmas, klinik dan laboratorrium’. Kalau di skring ditemukan pre diabetes oti dijabag terus supaya dia pra jangan menjadi diabetes,”

Seteah dilakukan skrining kemudian dilakukan penanganan selanjutnya. Melalui terapi ataupun pengibatan. Termasuk dirujuk ke rumah sakit, sehingga fasilitas Kesehatan juga sudah harus siap.

“Kalau ketemu positif dia diabetes maka sudah harus di terapi, obat atau dirujuk ke rumah sakit Jadi di rumah sakit harus bersiap, bagaimana menyiapkan dokter spesialis, meniapkan alat-alat,” ujarnya

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.