Pemkot Tak Punya Perencanaan Dalam Pemeliharaan Fasilitas Publik
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Forum Masyarakat untuk transparansi (Format) Kota Balikpapan menyoroti sejumlah fasilitas elektronik milik Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan yang rusak karena tak adanya anggaran untuk pemeliharaan
Alat pengukur udara, videotron yang menampilkan harga-harga kebutuhan pokok maupun alat parkir elektronik sudah lama tak berfungsi. Padahal biaya pengadaan fasilitas publik tersebut, nilainya mencapai miliaran rupiah.
Ketua Format Heri Sunaryo mengatakan, Pemerintah Kota Balikpapan tidak memiliki perencanaan dalam pemeliharaan, saat pengadaan barang dan jasa. Karena harusnya pemeliharaan ataupun perbaikkanya menjadi skala prioritas.
.
“Harusnya dalam pengadaan barang dan jasa, Pemerintah Kota harus mengukur kembali bagaimana cara pemeliharaan alat elektronik tersebut, ketika terjadi kerusakan, harus tersedia spare part nya atau ada tenaga teknisi, tapi kenyataannya ketiga alat tersebut tidak bisa diperbaiki,” ujar Heri Sunaryo
“Jangan sampai pengadaan barang jasa ini sifatnya malah buang-buang anggaran, karena yang digunakan untuk pengadaan barang dan jasa itu dari uang rakyat, Pemerintah Kota harus jeli dan cermat dalam penggunaan anggaran,”
Apalagi kata dia, fasilitas tersebut sangat dibutuhkan. Seperti alat pengukur udara ketika kabut asap saat ini. Begitupun fasilitas parkir elektronik yang dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sector parkir.
“Kalau memang dibutuhkan alat parkir, harus ada target capaian, dengan ada alat itu harus ada income masuk, berbanding lurus dengan uang yang dikeluarkan pemerintah. Bayangkan beli ratusan juta hingga miliaran, pemeliharaan tak ada, naruh tempat yang salah lagi,” ujarnya.
“Artinya tak direncanakan dengan baik. Jauh dari visi pembangunan. Ini hanya contoh kecil tentang parkir meter, ketika keluarkan dana tapi tak terealisasi dengan matang. Karena perencanaan tidak matang. Jauh dari visi pembangunan. Ini hanya contoh kecil tentang parkir meter, ketika keluarkan dana tapi tak terealisasi dengan matang. Karena perencanaan tidak matang.”
BACA JUGA