Pencabutan Pembekuan PSSI, Membuka Harapan dan Masa Depan Sepakbola Indonesia
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Rencana pemerintah mencabut pembekuan PSSI disambut gembira praktisi sepakbola Kaltim. Pelatih PON Kaltim Eddy Simon Badawi menilai sepak bola Indonesia akan kembali normal. Sehingga bsia emmbuka peluang bagi insan sepak bola Indonesia untuk bekerja kembali.
“Kedua prestasi kita apalagi didepan amta ini Sea Games ya artinya memudahkan bagi tim nanti menyiapkan diri tidak lagi tanda tanya. Otomotis konsen kita kesitu semua,” ujar Eddy Simon Badawi pelatih tim Pon Kaltim ditemui di Balikpapan hari ini (25/2/2016)
Tentu saja kabar ini menggembirakan bagi pemain dan pelatih karena mereka bisa bermain lagi di klub masing-masing pada jenjangnya termasuk liga. “Termasuk saya sebagai pelatih akan gampang mencari tim. Ya ada masa depan artinya terbuka kembali,” katanya.
Mantan pelatih persiba Balikpapan ini berharap sekali, ada perubahan besar di tubuh PSSI dan operator sepakbola nasional termasuk dalam penyelenggaraan liga.”Saya ini kan termasuk korban juga gaji tidak dibayar di bontang FC Rp350 juta, saya di Palangkaraya nggak dibayar Rp115 juta. Ada Rp515 juta yang belum dibayar. Itu salah satu bentuk pengurus-pengurus yang tidak bertanggungjawab. Semcam itu harus dibabat,” tandasnya.
Karena itu sudah waktunya dilakukan perubahan besar dalam sepakbola Indonesia dengan tidak ada lagi yang bermain cari untung dari dunia bola Indonesia. “Tidak ada lagi terjadi. Sebenarnya mereka juga yang bermain sehingga sepakbola kita jadi begini,” imbuhnya.
Eddy Simon bersama pelatih dan pemain telah menaruh harapan besar kepada langkah pemerintah untuk melakukan pembaharuan sehingga ada perubahan mendasar dan benar-benar dirasakan berbeda atmosfirnya oleh pemain dan pelatih saat menjalankan pertandingan.
Tim atau klub yang bermain pun harus dipastikan kemampuan financial sehingga tidak ada lagi pemain atau pelatih yang dikorbankan.
“Kalau tim ini tidak mampu ikut kompetisi nggak usah dipaksakan. Ya harus mundur karena nanti yang dikorbankan pelatih dan pemain. Dia tidak mampu tapi dipaksakan kebanyakan kan gitu,” tukasnya.
BACA JUGA