Penduduk Miskin Balikpapan Urutan Lima Terkecil di Indonesia

BALIKPAPAN, Inialikpapan.com—Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan mencatat angka kemiskinan di kota Balikpapan tahun 2019 menurun dibanding tahun 2018. Berdasarkan data BPS Kota Balikpapan, pada Maret 2019 terjadi penurunan 800 jiwa dari sekitar 17.000 jiwa penduduk miskin di kota tersebut.

Berdasarkan survey sosial ekonomi nasional, saat ini orang miskin di Balikpapan prosentasinya sebesar 2,64%. Secara nasional angka ini masuk pada nomor lima terkecil di Indonesia.

“Saya tidak ingat persis yang empat terkecil lainnya. Tetapi Kota Tanggerang, Kota Sawahlunto itu juga masuk di lima terkecil penduduk miskinnya,” kata Kepala BPS Kota Balikpapan- Ir. Achmad Zaini M. Si pada Rabu (31/07/2019).

Adapun kategori kemiskinan dinilai dari besaran nilai konsumsi kebutuhan dasar berupa makanan dan non makanan penduduk tersebut. Pendapatan perkapita satu keluarga yang terdiri dari empat orang adalah Rp.2.160.000 per bulan. Sehingga masing-masing anggota keluarga biaya hidupnya sebesar Rp. 545.000.

Penduduk dengan penghasilan dibawah penghasilan tersebut, maka penduduk tersebut dinyatakan hidup dibawah garis kemiskinan.

“BPS lakukan survey sosial ekonomi nasional setiap tahunnya dua kali yaitu pada Februari dan September. Dihitung nilai konsumsi satu rumah tangga dengan empat orang anggota keluarga sebesar dua juta lebih tadi. Sehingga kalau pendapatannya dibawah dua juta tadi maka dia miskin,” kata Achmad.

Menurunnya angka kemiskinan di Balikpapan, kata Achmad, merupakan sebuah keberhasilan dari kegiatan pembangunan pemerintah daerah. Melalui program yang sifatnya meningkatkan pendapatan masyarakat, dilakukan pengembangan program pembangunan yang melibatkan keluarga miskin tersebut.

Selain itu keinginan dan semangat masyarakat Balikpapan dalam mengikuti berbagai program yang diluncurkan pemerintah, turut mempengaruhi penurunan angka kemiskinan di kota dengan motto Balikpapan Madinatul Iman.

Kata Achmad menjelaskan, penduduk miskin Balikpapan didominasi wilayah pinggiran kota. Menurutnya, upaya pengentasan kemiskinan diberdayakan dari sisi ekonomi. Semisal penduduk miskin tersebut adalah petani, maka bisa disektor pertanian dengan dibantu dari sisi permodalan subsidi pupuk atau dari pengadaan alat-alat pertanian.

“Dengan demikian, mereka mempunyai teknologi pertanian yang lebih bagus, pengelolaan lebih baik dan produksi meningkat. Otomatis pendapatan juga meningkat sehingga dia bisa naik di atas garis kemiskinan,” ujarnya.

“Penduduk kategori miskin perlu program khusus supaya dia tidak di bawah garis kemiskinan. Maka dia harus meningkatkan pendapatannya agar ekonomi keluarga meningkat, supaya di atas dari itu. Bagaimana pemecahannya? yaitu orangnya diberdayakan dari sisi ekonomi,” tukas Achmad.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.