Pengamat Politik Maklumi Kekhawatiran Pendukung Anies dan Ganjar soal Hasil Pemilu 2024
JAKARTA, inibalikpapan.com– Analis politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, memberikan klarifikasi terkait ketidakpercayaan sebagian pemilih terhadap hasil hitung cepat maupun real count KPU RI dalam Pemilihan Umum 2024.
Dedi menanggapi hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang menunjukkan bahwa pemilih pasangan calon nomor urut 1 (Anies-Cak Imin) dan nomor urut 3 (Ganjar-Mahfud) memiliki tingkat ketidakpercayaan yang signifikan terhadap hasil tersebut.
Menurut Dedi, kekhawatiran ini dapat dipahami, terutama ketika hasil survei mencatat bahwa pemilih Anies-Muhaimin memiliki tingkat ketidakpercayaan sebesar 51,5 persen, sementara pemilih Ganjar-Mahfud sebesar 30,9 persen. Kedua pasangan calon ini dianggap tidak mempercayai hasil KPU RI, dan Dedi menjelaskan bahwa hal ini terkait dengan persepsi bahwa KPU terlibat dalam tindakan yang cenderung manipulatif.
Dedi menyoroti beberapa aspek yang mungkin menjadi penyebab ketidakpercayaan tersebut, termasuk kegagalan KPU RI dalam memberikan keterbukaan dalam proses hitungan suara dan adanya gangguan pada sistem yang digunakan. Menurutnya, kekacauan yang terjadi pada perhitungan Pemilu 2024 juga menciptakan situasi yang memungkinkan pemilih untuk tidak mempercayai hasil yang diumumkan.
LSI juga mengungkapkan bahwa pemilih dari pasangan calon nomor urut 2 (Prabowo-Gibran) cenderung lebih percaya terhadap real count KPU, dengan angka mencapai 71,9 persen. Meskipun Prabowo-Gibran unggul dalam perhitungan suara KPU pada 25 Februari, survei mencatat bahwa sebagian pemilih mereka, sebesar 17,6 persen, masih tidak mempercayai hasil real count.
Dalam konteks ini, Dedi mengingatkan bahwa kondisi ini menciptakan ketegangan dan konflik di antara peserta pemilu dan pemilih. Meskipun Prabowo-Gibran unggul dalam perolehan suara berdasarkan hasil real count KPU pada tanggal 25 Februari, Dedi mencatat bahwa sejumlah pemilih dari pasangan calon tersebut juga meragukan kebenaran hasil tersebut, meskipun alasan ketidakpercayaan mereka tidak dapat dengan pasti diidentifikasi.
Ketidakpercayaan terhadap hasil pemilu menciptakan tantangan signifikan dalam menjaga stabilitas dan kredibilitas proses demokrasi. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap persepsi dan kekhawatiran pemilih menjadi kunci dalam upaya mendukung integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap hasil Pemilihan Umum 2024.
BACA JUGA