Pengelolaan Bandara Sepinggan Balikpapan Dianggap Tak Perhatikan Aspek Lingkungan
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Aktifis lingkungandari Sentra Program Pemberdayaan dan Kemitraan Lingkungan (STABIL) Heri Sunarya mengatakan, banjir yang terjadi di Bandara Internasional Sepinggan baru-baru ini telah membuat Kota Balikpapan malu.
Meskipun kemudian General Manager PT. Angkasa Pura I Pujiono membantahnya. Dia menyebut, yang terjadi bukan banjir tapi adanya genangan air. Genangan itu terjadi karena tidak membuka bak control, karena akan menimbulkan bau yang tak sedap.
“Yang pertama saya menanggapi pernyataan GM Angkasa Pura I Balikpapan, kalau dia membantah bahwa kemarin itu bukan banjir lalu itu apa? Kalau kita lihat kemarin banjir itu fakta. Apapun alasannya kemarin terjadi banjir,” ujar Heri Sunarya.
Menurutnya, terjadinya banjir itu karena sistem pengelolaan lingkungan di Bandara Sepinggan bermasalah. Karena jika dari awal sistem pengelolaan lingkungan Bandara Sepinggan, kemungkinan tidak akan terjadi banjir.
“Jadi Bandara Sepinggan itu (salah satu) bandara terbaik yang sudah dikenal terbaik di dunia yang ada. Ini menggambarkan pengelolaan bandara itu jelas tidak professional, dari sisi lingkungan kalau kita lihat kemarin banjir itu fakta.,” ujarnya.
Kata dia, terjadinya banjir di Bandara Sepinggan, membuat malu Kota Balikpapan yang selama ini memiliki slogan Kota Nyaman Huni. Apalagi bangunan salah satu bandara terbesar di Indonesia itu cukup megah, karena pembangunannya menelan anggaran triliunan rupiah.
“Sebenarnya bikin Balikpapan Malu, kenapa karena bandara (pembangunannya) menghabiskan triliunan rupiah ternyata masih terjadi banjir. Anggaran yang digelontorkan Negara itu tidak main-main triliunan rupiah. Faktanya terjadi banjir, itu menganggambarkan pengelolaan bandara itu kurang memperhatikan lingkungan itu bisa jadi desain dari pengelolaan lingkungan bermasalah,” ujarnya.
Jika kembali terjadi banjir kata Heri, menjadi peringatan bagi pengelolaan Bandara Sepinggan oleh PT. Angkasa Pura. Termasuk penghargaan yang selama ini diraih pun menjadi dipertanyakan, karena bandara yang memiliki konsep itu itu justru terjadi banjir.
“Saya masih optimis itu masih terbaik, tetapi kalau ini sampai terulang lagi, artinya kalau masih terjadi banjir, maka bisa kita kasih warning bandara Sepionggan system pengelolaannya kurang baik, sehingga penghargaan yang diraih perlu dipertanyakan,” ujarnya.
“Nah pimpinan Angkasa Pura barus benar-benar melakukan evaluasi dengan kejadian yang kemarin. Masa dengan anggfaran triliun rupiah mendesain bandara bebas banjir tidak bisa. Artinya ini apa, kepedulianm pengelolaan lingkungan oleh bandara masih minim.”
BACA JUGA